JAKARTA, - Wakil Presiden Boediono mendorong diterapkannya pembelajaran online atau e-learning dalam dunia pendidikan di Indonesia. Menurut Boediono, e-learning merupakan lompatan untuk mengatasi ketertinggalan pendidikan Indonesia dengan dunia internasional.
"E-learning, apabila didesain dengan baik, akan dapat menjawab
sebagian besar dari hambatan. Dan dengan itu, pemerataan pendidikan
dapat kita percepat," kata Boediono saat memberikan Kuliah Perdana
Universitas Surya di Jakarta,
Boediono mengakui bahwa kondisi pendidikan Indonesia masih jauh
dari harapan. Ia berharap setiap anak Indonesia di pelosok mana pun, apa
pun latar belakang sosial ekonominya dapat dengan mudah dan murah
memperoleh pendidikan yang bermutu.
Boediono mengatakan, banyak faktor yang mengakibatkan
ketertinggalan pendidikan Indonesia, mulai dari keterpencilan,
keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan, hingga ketidakmerataan
penyebaran guru yang mumpuni. Selain itu, adanya hambatan kemiskinan,
biaya sekolah yang mahal, dan masih ada keluarga yang kurang menghargai
pendidikan bagi anak-anaknya.
Boediono menyarankan agar e-learning dibangun berskala
nasional dengan diterapkan mulai dari SD sampai perguruan tinggi. Jika
diterapkan di perguruan tinggi, mahasiswa di mana pun, kapan pun dapat
dengan mudah mengakses mata kuliah.
Paket itu juga dapat menyediakan akses pada rekaman buku teks dan
referensi utama, bahan latihan, tugas, lengkap dengan program
evaluasinya. Selain itu, kata Boediono, paket harus didesain sebagai
program dua arah yang memungkinkan interaksi antara program dengan
pemakai. Sistem yang lebih maju dapat memungkinkan komunikasi real time antara instruktur dengan mahasiswa.
"Keuntungan utama dari sistem pembelajaran online adalah
potensinya untuk menjangkau mahasiswa dalam jumlah yang berlipatganda
dibanding dengan sistem pembelajaran konvensional dan dengan jaminan
standar kualitas pengajar minimal yang memadai. Pada skala besar, biaya
per mahasiswa akan sangat rendah. Ini tentu akan membantu terbukanya
akses yang makin lebar bagi mereka yang sebelumnya tidak dapat mengeyam
pendidikan tinggi," kata Boediono.
Untuk mengimplementasikan e-learning, tambah Boediono,
perlu dibangun terlebih dulu teknologi informasi yang handal hingga
seluruh pelosok. Setelah itu, perlu dikembangkan sistem softwarenya yang
mampu melayani semua interaksi dalam proses pembelajaran.
"Saya mendengar bahwa beberapa institusi pendidikan di dalam
negeri sudah mengembangkan sistem semacam ini, meskipun aplikasinya
masih terbatas. Di luar negeri, sudah ada sistem yang melayani pada
skala global. Kita tentu bisa belajar dari pengalaman mereka," katanya.
Boediono menambahkan, semua itu tentu memerlukan biaya yang tidak
sedikit. Namun, ia meyakini bahwa manfaatnya akan berlipat ganda dari
yang dikeluarkan.
"Saya perlu tekankan bahwa penerapan e-learning ini
tidak harus menggantikan sistem pengajaran tatap muka yang dilaksanakan
3.000 perguruan tinggi yang ada. Sistem itu merupakan penguat. Tapi pada
waktunya, tentu pengajaran tatap muka yang nyata-nyata di bawah standar
harus hilang dan diganti dengan yang lebih baik," papar Boediono.
WARNING..!! Etika BERKOMENTAR di Blog all's well :
a. Gunakanlah Perkataan yang Baik, Ramah dan Sopan
b. Komentar SPAM akan all's well HAPUS setelah direview
c. Komentar NEGATIF & RASIS akan Segera di HAPUS
d. Dilarang Menambahkan "LINK AKTIF" dalam Komentar
Note: "ANDA SOPAN KAMI PUN SEGAN" (all's well) ConversionConversion EmoticonEmoticon