(Jakarta): Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menegaskan, Ujian Nasional yang selama
menjadi kontroversi akan tetap dilaksanakan.
Namun dia mengakui masih ada yang
harus diperbaiki dalam pelaksanaannya dan itu akan dibahas di Konvensi Ujian Nasional pada
26-27 September.
Menurut Mendikbud, Konvensi UN diselenggarakan untuk membahas hal-hal yang akan diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya dalam penyelenggaraan UN.
Ia menuturkan, setidaknya ada empat hal yang menjadi fokus dalam perbaikan penyelenggaraan UN. Pertama, kualitas soal.
“Masih ada ruang untuk kita lakukan perbaikan. Soal yang kita buat bisa dibandingkan dengan soal-soal di negara lain yang sama dengan jenjangnya,” kata M Nuh dalam keterangan persnya di Kemdikbud, Rabu (25/9).
Kedua, aspek pelaksanaan teknis di daerah. Salah satunya tentang usulan yang muncul di Prakonvensi UN supaya pencetakan naskah soal UN dilakukan oleh percetakan di daerah untuk memudahkan distribusi soal.
Ketiga, menumbuhkan kesadaran belajar pada anak-anak, sehingga anak-anak tidak merasa terpaksa belajar dalam menghadapi UN.
Aspek keempat adalah mengenai hasil atau output dari UN yang belum dimaksimalkan. Mendikbud menjelaskan, hasil UN di SD belum bisa dijadikan syarat masuk SMP atau SMA/SMK karena peserta didik masih harus mengikuti tes masuk di jenjang tersebut.
Namun khusus untuk tingkat SMA/SMK ke perguruan tinggi sudah dirintis bahwa hasil UN dijadikan sebagai salah satu syarat masuk perguruan tinggi.
“Nanti di pengantar saya, disampaikan beberapa tantangan yang masih harus ada perbaikan-perbaikan. Ada ruang yang masih bisa kita tingkatkan,” ujar Menteri asal Jawa Timur itu.
Konvensi UN yang akan berlangsung pada 26-27 September 2013 rencananya akan menghadirkan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai salah satu pembicara kunci. Kemudian ada pakar psikometrik, Yahya Umar, dan perwakilan Komisi X DPR RI.(fat/jpnn)
Menurut Mendikbud, Konvensi UN diselenggarakan untuk membahas hal-hal yang akan diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya dalam penyelenggaraan UN.
Ia menuturkan, setidaknya ada empat hal yang menjadi fokus dalam perbaikan penyelenggaraan UN. Pertama, kualitas soal.
“Masih ada ruang untuk kita lakukan perbaikan. Soal yang kita buat bisa dibandingkan dengan soal-soal di negara lain yang sama dengan jenjangnya,” kata M Nuh dalam keterangan persnya di Kemdikbud, Rabu (25/9).
Kedua, aspek pelaksanaan teknis di daerah. Salah satunya tentang usulan yang muncul di Prakonvensi UN supaya pencetakan naskah soal UN dilakukan oleh percetakan di daerah untuk memudahkan distribusi soal.
Ketiga, menumbuhkan kesadaran belajar pada anak-anak, sehingga anak-anak tidak merasa terpaksa belajar dalam menghadapi UN.
Aspek keempat adalah mengenai hasil atau output dari UN yang belum dimaksimalkan. Mendikbud menjelaskan, hasil UN di SD belum bisa dijadikan syarat masuk SMP atau SMA/SMK karena peserta didik masih harus mengikuti tes masuk di jenjang tersebut.
Namun khusus untuk tingkat SMA/SMK ke perguruan tinggi sudah dirintis bahwa hasil UN dijadikan sebagai salah satu syarat masuk perguruan tinggi.
“Nanti di pengantar saya, disampaikan beberapa tantangan yang masih harus ada perbaikan-perbaikan. Ada ruang yang masih bisa kita tingkatkan,” ujar Menteri asal Jawa Timur itu.
Konvensi UN yang akan berlangsung pada 26-27 September 2013 rencananya akan menghadirkan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai salah satu pembicara kunci. Kemudian ada pakar psikometrik, Yahya Umar, dan perwakilan Komisi X DPR RI.(fat/jpnn)
WARNING..!! Etika BERKOMENTAR di Blog all's well :
a. Gunakanlah Perkataan yang Baik, Ramah dan Sopan
b. Komentar SPAM akan all's well HAPUS setelah direview
c. Komentar NEGATIF & RASIS akan Segera di HAPUS
d. Dilarang Menambahkan "LINK AKTIF" dalam Komentar
Note: "ANDA SOPAN KAMI PUN SEGAN" (all's well) ConversionConversion EmoticonEmoticon