Karya Tulis Tentang: Model-Model Pembelajaran Efektif dan Inovatif dalam Mata Pelajaran Sains (IPA)-STAD

Print Friendly and PDF

(COOPERATIVE LEARNING)
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF DAN INOVATIF
DALAM MATA PELAJARAN SAINS (IPA)
Makalah disampaikan dalam rangka Pelatihan dan Workshop
Pembelajaran Inovatif dan PTK guru-guru Sains di kabupaten Ngawi
Sabtu, 23 Mei 2009
Oleh :
Insih Wilujeng, M.Pd
PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2009
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF DAN INOVATIF DALAM MATA PELAJARAN SAINS (IPA)


A. Pendahuluan
Konsep dasar teknologi pembelajaran dapat dijelaskan dari berbagai aspek, antara lain aspek proses: meningkatkan efektifitas belajar, meningkatkan efesiensi pembelajaran, memperluas kesempatan belajar, serta menserasikan dengan kondisi dan kebutuhan; aspek sumber: sumber daya manusia, ajaran, sarana prasarana serta lingkungan; dan terakhir aspek sistem: komprehensif dan sistematik.
Teknologi pembelajaran yang merupakan bagian dari teknologi pendidikan memiliki komponen antara lain perancangan; pengembangan; pemanfaatan; pengelolaan; penilaian dan penelitian proses; serta sumber dan sistem belajar. Mengapa diperlukan penguasaan teknologi pembelajaran? Jawabannya adalah karena adanya tuntutan global, kondisi obyektif masyarakat, perkembangan kebutuhan, perkembangan teknologi serta kondisi pendidikan.
Pembelajaran yang berlangsung di sekolah seyogyanya menerapkan prinsip-prinsip teori kognitif-konstruktivistik serta teori pemodelan tingkah laku agar kemandirian aktif siswa sebagai pebelajar dapat diwujudkan. Dalam pandangan teori kognitif-konstruktivistik mengisyaratkan bahwa:
  1. sekolah seharusnya mencerminkan masyarakat yang lebih besar dan kelas merupakan laboratorium untuk pemecahan masalah kehidupan yang nyata
  2. pembelajaran di sekolah seharusnya lebih memiliki manfaat
  3. munculkan rasa ingin tahu siswa, agar memotivasi serta secara aktif membangun tampilan dalam otak siswa
  4. pembelajaran harus melibatkan siswa secara mandiri dalam melakukan eksperimen atau dalam arti luas memberi kesempatan siswa mencoba segala sesuatu untuk melihat apa yang terjadi, memanipulasi tanda-tanda, mengajukan pertanyaan dan menemukan sendiri jawabannya.
  5. Terjadinya interaksi sosial dalam pembelajaran memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa.
Adapun pandangan teori pemodelan tingkah laku, mengisyaratkan bahwa :
  1. manusia dapat belajar dari contoh (model) sebelum melakukan tingkah laku yang dimodelkan itu.
  2. tingkah laku yang akan dilakukan dengan baik apabila tingkah laku tersebut jelas dan tidak terlalu kompleks
  3. pemberian kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilan-keterampilan baru merupakan hal yang sangat penting.
(Arends, 1997)
Penguasaan teknologi pembelajaran dan kemandirian aktif siswa dalam belajar dapat diwujudkan dalam masyarakat sekolah atau kelas dengan alternatif menerapkan suatu model pembelajaran tertentu dalam implementasi pembelajaran, yang mana model pembelajaran yang dipilih harus benar-benar sesuai dengan tujuan yang akan dicapai serta karakter materinya.

B. Model Pembelajaran dan jenis-jenisnya
Model pembelajaran (Teaching Models) atau (Models of Teaching) memiliki makna lebih luas dari metode, strategi/pendekatan dan prosedur. Istilah model pembelajaran adalah pendekatan tertentu dalam pembelajaran yang tercakup dalam tujuan, sintaks, lingkungan dan sistem manajemen (Arends, 1997:7)
Adapun ciri-ciri dari model pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut.
Sintak dalam model pembelajaran merupakan urutan tahap-tahap yang selalu diikuti dalam pembelajaran.
Jenis-jenis model pembelajaran menurut Richard I. Arends antara lain: model pembelajaran langsung (Direct Instruction), model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning), model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Instructions) dan strategi-strategi belajar (Learning Strategies).
1. Model Pembelajaran Langsung
Pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan pembelajaran siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklarasi yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.
Sintaks model pembelajaran langsung adalah sebagai berikut.
Fase
Peran Guru
  1. menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
Guru menjelaskan tujuan, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar
  1. mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan
Guru mendemonstrasikan keterampilan atau menyajikan informasi setahap demi setahap
  1. membimbing pelatihan
Guru memberikan pelatihan awal
  1. mengecek pemahaman dan pemberian umpan balik
Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik
  1. memberi kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
Guru mempersiapkan kesempatan untuk melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan untuk situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan pembelajaran langsung. Model ini dapat digunakan untuk mengajarkan materi yang agak kompleks dan lebih tinggi lagi. Model pembelajaran kooperatif dapat membantu guru untuk mencapai tujuan model pembelajaran kooperatif.
Fase
Peran Guru
  1. menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar
  1. menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
  1. mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membentuk setiap kelompok agar melakukan transisi secara efesien
  1. membimbing kelompok belajar untuk bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
  1. Evaluasi
Guru mengevalusi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
  1. Memberikan Penghargaan
Guru menggunakan cara-cara yang sesuai untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
3. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Model ini tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Model ini dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, keterampilan intelektual, belajar berperan berbagai orang dewasa melalui pelibatan siswa dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi self-regulated kearner.
Sintaks model pembelajaran berdasarkan masalah
Fase
Peran Guru
  1. Orientasi siswa kepada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan segala hal yang akan dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya
  1. Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah
  1. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen atau pengamatan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
  1. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai, melaksanakan eksperimen atau pengamatan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
  1. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
5.   Strategi-strategi Belajar
  1. Pengajaran yang baik, meliputi mengajarkan siswa bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berpikir, bagaimana memotiviasi diri mereka sendiri
  2. Pengajaran strategi-strategi belajar berdasarkan dalil bahwa keberhasilan siswa sebagian besar bergantung pada kemahiran untuk belajar secara mandiri dan memonitor belajar mereka sendiri. Ini menjadikan strategi-strategi belajar perlu diajarkan kepada siswa secara terencana (by design), mulai dari kelas-kelas rendah dan terus berlanjut sampai sekolah menengah dan pendidikan tinggi
  3. Self-regulated learner atau pebelajar secara mandiri dapat mengandalkan dirinya sendiri adalah pebelajar yang dapat memerlukan empat hal penting, yaitu :
1)      Secara cermat mendiagnose suatu situasi pembelajaran tertentu
2)      Memilih suatu strategi pembelajaran tertentu untuk menyelesaikan masalah belajar tertentu yang dihadapi
3)      Memonitor keefektifan strategi tersebut
4)      Cukup termotivasi untuk terlibat dalam situasi belajar tersebut sampai masalah tersebut terselesaikan
  1. Produk pembelajaran adalah penting, namun lebih penting lagi adalah proses pembelajaran itu sendiri. Alam konteks strategi-strategi belajar, proses pembelajaran yang perlu dilatihkan kepada siswa adalah kemampuan mendiagnose situasi pembelajaran secara akurat, memilih suatu strategi belajar yang cocok, dan memonitor keefektifan strategi tersebut.
  2. Empat jenis kategori utama strategi belajar tersebut adalah strategi mengulang, strategi elaborasi, strategi organisasi dan strategi metakognitif.
C. Konsep Pembelajaran dengan Pendekatan Student Centered Learning
Perubahan paradigma pembelajaran terjadi, karena tuntutan kondisi global (persaingan, persyaratan kerja, perubahan orientasi) sehingga terjadi perubahan kompetensi lulusan (perubahan kurikulum). Perubahan kurikulum juga berlatar belakang perubahan paradigma (pengetahuan, belajar dan mengajar). Akibat perubahan paradigma ini diharapkan ada perubahan perilaku pembelajaran, sehingga mampu meningkatkan mutu lulusan.
Perubahan paradigma dalam pembelajaran
1. Pengetahuan
Pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang sudah jadi, yang tinggal dipindahkan (ditransfer) dari guru ke siswa
Pengetahuan adalah hasil konstruksi (bentukan) atau hasil transformasi seseorang yang belajar2. Belajar
Belajar adalah menerima pengetahuan (pasif-reseptif)
Belajar adalah mencari dan mengkonstruksi (membentuk) pengetahuan aktif dan spesfik caranya3. Mengajar
Menyampaikan pengetahuan (bisa klasikal)
Berpartisipasi dengan siswa dalam membentuk pengetahuanMenjalankan sebuah instruksi yang telah dirancangMenjalankan berbagai strategi yang membantu siswa untuk dapat belajar
Sistem pembelajaran (Kebanyakan)



Sistem Pembelajaran KBK




Sistem Pembelajaran SCL











Mengajar bukan lagi bagaimana guru mengajar degan baik (teacher center), tetapi transfer of knowledge, sehingga terbentuk pembelajaran bagaimana siswa bisa belajar dengan baik dan berkelanjutan.

D. Bagaimana memilih model/metode pembelajaran ?
Dalam memilih model/metode pembelajaran perlu disesuaikan program outcomesnya (kompetensi), misalnya kompetensi pengamatan, kompetensi penyusunan hipotesis, kompetensi pembuatan grafik, penguasaan rumus dan lain sebagainya, maka model atau metode tentu akan berbeda. Unsur-unsur  lain selain kompetensi yang perlu diperhatikan dalam memilih model pembelajaran, yaitu sarana/alat, materi ajar (bahan ajar), siswa. Sarana/alat bila dihubungkan dengan bahan ajar, maka akan menjadikan bahan ajar menjadi efektif, bahan ajar apabila dihubungkan dengan siswa, maka perlu meninjau tingkat kesukaran/tingkat kemampuan, dan sarana/alat bila dihubungkan dengan siswa, maka hendaknya akan mewujudkan efesiensi pembelajaran.
Apabila beberapa model pembelajaran dihubungkan dengan tingkat memorisasi dan tingkat keterlibatan siswa, dapat divisualisasikan sebagai beriku


Passive
10 %

Reading
Verbal
reciving
20%
Hearing Words

50%
Looking at Picture
Watching Video
Seeing it done on location

Visual reciving
70%
Participating in a discussion
Giving a talk
Doing a dramatic presentation
Simulating the real Experience

Paticipa-ting


Doing
90%
Doing the real thing
Active
Peran guru dalam paradigma baru pembelajaran adalah sebagai fasilitator : memfasilitasi buku, modul ajar, hand-out, journal, hasil penelitian (sebagai sumber belajar), dan waktu. Guru sebagai motivator dapat dilakukan dengan memberi perhatian pada siswa, memberi materi yang relevan dengan tingkat kemampuan siswa, dan dengan situasi yang kontekstual, memberi semangat dan kepercayaan pada siswa bahwa mereka dapat mencapai kompetensi yang diharapkan, memberi kepuasan pada siswa terhadap pembelajaran yang dijalankan. Guru juga memberi tutorial, yaitu menunjukkan jalan/cara/metode yang dapat membantu siswa menelusuri dan menemukan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Guru juga sangat perlu memberi umpan balik, yaitu memonitor dan mengoreksi jalan pikiran/hasil kinerja siswa agar mencapai sasaran yang optimum sesuai kemampuannya.
            Khusus dalam tujuan peningkatan hasil ujian nasional untuk kelas IX, yang notabene penilaian proses “relative dikesampingkan” dan memfokuskan pada penilaian produk dan peningkatan kemampuan “menghafal” dan “menyelesaian soal”, maka hendaknya guru lebih memilih model pembelajaran yang masih tetap berpegang pada keaktifan siswa, namun mengarah kepada tujuan utama tersebut. Alternatif model pembelajaran yang bisa dipilih guru, seperti PBI (contoh analisis konsep, RPP dan lembar penilaian terlampir), bisa juga guru memilih learning strategies seperti pembuatan conceps map (contoh terlampir), main conceps atau reciprocal teaching.
Guru sebagai fasilitator memberikan sumber belajar berupa buku ajar atau hand out, kemudian siswa diminta membaca dan berlatih tiga keterampilan mendasar tentang pemahaman konsep, yaitu meringkas (merangkum), mengajukan pertanyaan dan menjelaskan (mengklarifikasi) masalah.

E. Penutup
Penerapan model pembelajaran secara benar mengikuti sintaknya serta sesuai karakter materi, serta karakter siswa, maka penerapan model pembelajaran yang tentu saja didahului dengan suatu pengembangan diharapkan mampu meningkatkan penguasaan teknologi pembelajaran, karena kemandirian aktif siswa dalam belajar.
Pembelajaran dengan pendekatan SCL memiliki ciri-ciri : mengutamakan tercapainya kompetensi siswa; memberikan pengalaman belajar siswa; siswa harus dapat menunjukkan belajar/kinerjanya; pemberian tugas menjadi pokok dalam belajar siswa/kinerja siswa; siswa mempresentasikan penyelesaian tugasnya, dibahas bersama, dikoreksi, dan diperbaiki; penilaian proses sama pentingnya dengan penilaian hasil.

Daftar Pustaka
Arends, Richard I. 1996. Classroom Instructional and Management. The McGraw-
Hill Cpmpanies, Inc.
Bruce Joyce & Marsha Weil. 1996. Models of Teaching Fifth Edition. Boston
Allyn and Bacon
Mohamad Nur. 2004. Model-model Pembelajaran. FMIPA Universitas Negeri
Surabaya
Walter R. Borg and Meredith D. Gall. 1983. Educational Research. New York &
London: Longman
Previous
Next Post »

WARNING..!! Etika BERKOMENTAR di Blog all's well :

a. Gunakanlah Perkataan yang Baik, Ramah dan Sopan
b. Komentar SPAM akan all's well HAPUS setelah direview
c. Komentar NEGATIF & RASIS akan Segera di HAPUS
d. Dilarang Menambahkan "LINK AKTIF" dalam Komentar

Note: "ANDA SOPAN KAMI PUN SEGAN" (all's well) ConversionConversion EmoticonEmoticon

Our Gallery