JAKARTA - Para siswa-siswi maupun mahasiswa
Indonesia yang menempuh pendidikan di Amerika Serikat setiap tahunnya
terus bertambah. Berdasarkan data Open Doors, sebuah laporan resmi
tahunan dari organisasi AS bernama Institute of International Education
(IIE) yang didukung oleh Departemen Luar Negeri AS, pada tahun ajaran
2011/2012 lalu saja terdapat 7.131 pelajar asal Indonesia menimba ilmu
di negara Paman Sam itu.
Direktur Indonesian International Education Foundation (IIEF) Diana Kartika Jahja menambahkan, jumlah tersebut meningkat apabila dibandingkan dengan tahun ajaran sebelumnya. Pada 2010/2011 tercatat jumlah pelajar Indonesia di AS hanya sekitar 6.942 pelajar.
Angka itu, kata Diana, menunjukkan kenaikan sebesar 2,7 persen. Indonesia sendiri berada di urutan ke-18 negara asal pelajar internasional yang studi di AS. Posisi Indonesia berada di bawah Thailand dan di atas Nigeria. Sementara itu negara urutan pertama paling banyak menyumbangkan mahasiswanya menuntut ilmu di negeri Paman Sam itu adalah China.
Angka pelajar dari Indonesia yang belajar di AS mencapai puncaknya pada 1997/1998, yaitu sebesar 13.282 pelajar.
"Angka tersebut terus mengalami penurunan sampai tahun 2006/2007, dan naik kembali di tahun 2007/2008," kata Diana kepada Kompas.com di Jakarta, Selasa (1/10/2013).
Beasiswa
Hingga saat ini, Indonesia selalu berada dalam 20 tertinggi negara asal untuk pelajar internasional di AS. Walaupun peningkatan angka itu masih perlahan, namun Diana melihat fenomena itu sebagai sebuah hal yang baik.
Diana menjelaskan, beberapa faktor yang menjadi keunggulan menuntut ilmu di Amerika Serikat. Salah satunya adalah kemudahan dalam memperoleh student visa. Pihak Kedutaan AS, lanjut dia, mempermudah dengan mengabulkan hingga 95 persen visa.
"Tapi, yang harus dimiliki siswa Indonesia adalah global quality, yang lebih dari bahasa Inggris, dan memiliki rasa kenyamanan ke culture berbeda," ujar Diana.
Dia berharap, mahasiswa Indonesia yang belajar di AS tahun ini semakin meningkat dari jumlah mahasiswa di tahun sebelumnya. Bahkan, ia menginginkan jumlah mahasiswa tahun ini dapat mencapai angka belasan ribu, seperti terjadi pada 1998.
Mahasiswa yang belajar di AS itu pun tak hanya datang dari program beasiswa, melainkan juga karena adanya pertukaran budaya atau menjadi teacher assistant. Pemerintah AS pun, lanjut Diana, juga mendukung adanya program beasiswa dan pertukaran budaya tersebut.
Saat ini prosentase penerimaan mahasiswa Indonesia di AS pun beragam. Sebanyak 64 persen merupakan fresh graduate bergelar S-1. Sementara, 22 persen lainnya merupakan mahasiswa pascasarjana. Adapun jurusan yang masih menjadi minat mahasiswa untuk menuntut ilmu di negeri Barrack Obama itu adalah bisnis dan manajemen. Beragam beasiswa dari AS mulai USAID hingga Fullbright memberikan kesempatan kepada mahasiswa Indonesia belajar di negara itu.
"Dengan niat kuat, apalagi banyak bidang studi yang aplikatif, pasti pelajar Indonesia akan mendapatkan beasiswa-beasiswa itu, dan tidak kalah dengan lainnya," kata Diana.
Direktur Indonesian International Education Foundation (IIEF) Diana Kartika Jahja menambahkan, jumlah tersebut meningkat apabila dibandingkan dengan tahun ajaran sebelumnya. Pada 2010/2011 tercatat jumlah pelajar Indonesia di AS hanya sekitar 6.942 pelajar.
Angka itu, kata Diana, menunjukkan kenaikan sebesar 2,7 persen. Indonesia sendiri berada di urutan ke-18 negara asal pelajar internasional yang studi di AS. Posisi Indonesia berada di bawah Thailand dan di atas Nigeria. Sementara itu negara urutan pertama paling banyak menyumbangkan mahasiswanya menuntut ilmu di negeri Paman Sam itu adalah China.
Angka pelajar dari Indonesia yang belajar di AS mencapai puncaknya pada 1997/1998, yaitu sebesar 13.282 pelajar.
"Angka tersebut terus mengalami penurunan sampai tahun 2006/2007, dan naik kembali di tahun 2007/2008," kata Diana kepada Kompas.com di Jakarta, Selasa (1/10/2013).
Beasiswa
Hingga saat ini, Indonesia selalu berada dalam 20 tertinggi negara asal untuk pelajar internasional di AS. Walaupun peningkatan angka itu masih perlahan, namun Diana melihat fenomena itu sebagai sebuah hal yang baik.
Diana menjelaskan, beberapa faktor yang menjadi keunggulan menuntut ilmu di Amerika Serikat. Salah satunya adalah kemudahan dalam memperoleh student visa. Pihak Kedutaan AS, lanjut dia, mempermudah dengan mengabulkan hingga 95 persen visa.
"Tapi, yang harus dimiliki siswa Indonesia adalah global quality, yang lebih dari bahasa Inggris, dan memiliki rasa kenyamanan ke culture berbeda," ujar Diana.
Dia berharap, mahasiswa Indonesia yang belajar di AS tahun ini semakin meningkat dari jumlah mahasiswa di tahun sebelumnya. Bahkan, ia menginginkan jumlah mahasiswa tahun ini dapat mencapai angka belasan ribu, seperti terjadi pada 1998.
Mahasiswa yang belajar di AS itu pun tak hanya datang dari program beasiswa, melainkan juga karena adanya pertukaran budaya atau menjadi teacher assistant. Pemerintah AS pun, lanjut Diana, juga mendukung adanya program beasiswa dan pertukaran budaya tersebut.
Saat ini prosentase penerimaan mahasiswa Indonesia di AS pun beragam. Sebanyak 64 persen merupakan fresh graduate bergelar S-1. Sementara, 22 persen lainnya merupakan mahasiswa pascasarjana. Adapun jurusan yang masih menjadi minat mahasiswa untuk menuntut ilmu di negeri Barrack Obama itu adalah bisnis dan manajemen. Beragam beasiswa dari AS mulai USAID hingga Fullbright memberikan kesempatan kepada mahasiswa Indonesia belajar di negara itu.
"Dengan niat kuat, apalagi banyak bidang studi yang aplikatif, pasti pelajar Indonesia akan mendapatkan beasiswa-beasiswa itu, dan tidak kalah dengan lainnya," kata Diana.
WARNING..!! Etika BERKOMENTAR di Blog all's well :
a. Gunakanlah Perkataan yang Baik, Ramah dan Sopan
b. Komentar SPAM akan all's well HAPUS setelah direview
c. Komentar NEGATIF & RASIS akan Segera di HAPUS
d. Dilarang Menambahkan "LINK AKTIF" dalam Komentar
Note: "ANDA SOPAN KAMI PUN SEGAN" (all's well) ConversionConversion EmoticonEmoticon