Malang (Dikdas): Beberapa lembaga donor asing seperti AUSAID, USAID,
World Bank, dan Asian Development Bank menggunakan Data Pokok Pendidikan
untuk berbagai analisis guna menunjang program-program yang mereka
jalankan. Program-program itu di antaranya pemetaan dan penataan guru.
“Semua sudah mengacu ke Dapodik. Tidak ada data lain sekaya data
Dapodik,” ungkap Supriyatno di Malang, Jawa Timur, Selasa, 15 April
2014.
Pemanfaatan Dapodik, tambahnya, bukanlah monopoli Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan semata. Ia juga dapat dimanfaatkan oleh
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dalam menunjang berbagai perencanaan
dan program pendidikan di daerah masing-masing. Agar lebih mudah
dimanfaatkan, aku Supriyatno, tengah dikembangkan berbagai aplikasi yang
memanfaatkan data dalam Dapodik.
“Tidak perlu meminta-minta data ke kabupaten/kota. Kami akan
sampaikan replikasi servernya yang mampu menampung data Dapodik,”
ucapnya. “Data Dapodik isinya jutaan record.” Aplikasi tersebut nantinya dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan.
Menurut Supriyatno, Dapodik merupakan sistem yang sangat rumit dan
kompleks dibandingkan dengan sistem pendataan lain di Indonesia,
termasuk e-KTP. Sistem yang digunakan e-KTP lebih sederhana dibanding
Dapodik lantaran datanya tidak bersifat relasional.
“Sementara Dapodik ada data relasional yang mengaitkan tiga entitas
pokok pendidikan yaitu data pendidik dan tenaga kependidikan, satuan
pendidikan, dan peserta didiknya,” tegasnya.* (Billy Antoro)
WARNING..!! Etika BERKOMENTAR di Blog all's well :
a. Gunakanlah Perkataan yang Baik, Ramah dan Sopan
b. Komentar SPAM akan all's well HAPUS setelah direview
c. Komentar NEGATIF & RASIS akan Segera di HAPUS
d. Dilarang Menambahkan "LINK AKTIF" dalam Komentar
Note: "ANDA SOPAN KAMI PUN SEGAN" (all's well) ConversionConversion EmoticonEmoticon