Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan segera mencari solusi atas persoalan lamanya
pengangkatan guru honorer dan guru bantu sebagai pegawai negeri sipil
(PNS) yang dikeluhkan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Presiden menjelaskan, sejak 2004 Ibu Negara Ani Yudhoyono sudah menerima
ribuan pesan pendek dari guru honorer yang meminta diangkat menjadi
PNS. Ada yang marah, setengah marah, bahkan ada yang marah sekali karena
lama tidak diangkat menjadi PNS.
Diakui Presiden SBY, pengangkatan guru honorer dan guru bantu di daerah
terkendala dengan sistem desentralisasi dan sentralisasi. Namun SBY
berharap, pengangkatan guru honorer di daerah bisa dipercepat.
"Sekarang ada masalah karena di daerah-daerah untuk mengangkat guru
honorer atau guru bantu perhitungannya tidak cermat. Mari kita carikan
solusinya bagaimana pengangkatannya, saya harapkan tahun depan sudah
dimulai," kata Presiden SBY saat meresmikan pembukaan Kongres XXI PGRI
di Istora Senayan, Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Rabu (3/7).
Presiden yang dianugerahi lencana Maha Dwija Praja Utama oleh PGRI
sebagai tokoh yang memperjuangkan martabat guru menyayangkan dalam
proses pengangkatan guru honor terjadi banyak masalah. Menurut dia,
karena daerah tidak menghitung secara cermat jumlah guru yang mau
diangkat maka banyak guru yang dirugikan.
Oleh sebab itu, jelasnya, dia memerintahkan lima kementerian untuk
mengurus pengangkatan guru honorer dan bantu ini. Kelimanya ialah
Kemendikbud, Kemendagri, Kemenpan dan RB, Kemenag dan Sesneg.
"Saya minta menteri-menteri mengundang gubernur seIndonesia untuk cari
solusi dan memecahkan masalah guru bantu dan honorer yang belum
diangkat," jelasnya.
Dia meminta, secepatnya ada rapat koordinasi yang baik antara lima
kementerian yang ditunjuk dengan pemerintah provinsi. Presiden berharap,
tahun depan ketika mengakhiri tugasnya sebagai kepala negara maka nasib
guru sudah menjadi lebih baik.
Kepada para guru, Presiden SBY berpesan untuk selalu meningkatkan
kemampuan dan kinerja. SBY juga meminta agar organisasi PGRI terus
berperan aktif untuk memajukan pendidikan di Tanah Air.
"Saya minta para guru juga melakukan pembenahan. Tentunya itu sejalan
dengan usaha pemerintah untuk meningkatkan gaji dan pendapatan para
guru," ucap Presiden SBY.
Presiden juga memberikan perhatian khusus tentang guru yang menjadi
korban pemilihan kepala daerah. Dia sudah mendengar bahwa guru dimutasi
apabila calon kepala daerah itu kalah dalam pemilihan.
"Kalau memang yang menjadi korban, segera laporkan ke mendikbud atau
mendagri dengan tembusan ke saya. Setelah melapor adakan konferensi pers
bahwa ada perlakuan yang tidak benar," terangnya.
Dia memberikan peringatan ke semua guru, pejabat sekolah dan kepala
dinas untuk menjauhkan diri dari politik praktis. Presiden menginginkan,
agar seluruh masyarakat menegakkan kehidupan politik yang bermartabat
sehingga tidak ada salah satu pihak yang menjadi korban.
Menanggapi intruksi Presiden tersebut, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, M.Nuh, mengatakan, akan segera menjalankan instruksi
Presiden. Nuh bersama Mendagri dan MenPAN akan berkoordinasi untuk
menindaklanjuti persoalan guru honorer dan guru bantu.
"Dalam waktu 2-3 bulan kita bisa duduk bersama untuk mengatasi persoalan yang kita hadapi," ujar Nuh.
Demikian info mengenai Pengangkatan Guru Honorer dan Guru Bantu Dipercepat, semoga ada manfaatnya.
WARNING..!! Etika BERKOMENTAR di Blog all's well :
a. Gunakanlah Perkataan yang Baik, Ramah dan Sopan
b. Komentar SPAM akan all's well HAPUS setelah direview
c. Komentar NEGATIF & RASIS akan Segera di HAPUS
d. Dilarang Menambahkan "LINK AKTIF" dalam Komentar
Note: "ANDA SOPAN KAMI PUN SEGAN" (all's well) ConversionConversion EmoticonEmoticon