Tawuran antar pelajar di Indonesia seolah-olah telah menjadi
tradisi dan kebanggaan siswa para penerus bangsa ini. saya sendiri ngeri
kadang-kadang melihatnya, padahal tawuran begitu banyak merugikan
masyarakat apalagi jika terjadi di jalan raya, bisa kita bayangkan
sendiri dampak yang dihasilkan.
Pelajar sesungguhnya menjadi tumpuan masa depan bangsa kita yang
besar ini. Jika mereka menjadi generasi tawuran, maka apa jadinya negeri
ini ?
Tawuran antara pelajar saya yakini sebagai sebuah efek, dampak dari
sebuah proses yang kurang tepat, terutama proses pendidikan (baik
pendidikan di sekolah maupun di masyarakat). Dalam pandangan penulis,
ada beberapa akar yang melatar belakangi social problem pada pelajar ini, antara lain:
Pertama, sekolah sebagai tempat belajar, berkomunikasi dan
tempat untuk pendidikan saat ini masih menjadi semacam tempat rutinitas,
tempat bertemunya siswa dengan seragam dan simbol-simbol yang bersifat
kurang esensial.
Kedua, Guru (sebagian besar masih menganggap bahwa sekolah
adalah tempat untuk mengajar siswa, bukan sebagai wadah untuk melakukan
proses perubahan, proses mendidik dan proses pembimbingan). Setelah
mengajar, guru menganggap telah lepas tanggungjawab, tanpa ada upaya
yang lebih hakiki.
Ketiga, sekolah sering mengukur keberhasilan siswa hanya an sich dengan nilai-nilai mata pelajaran. Sikap, akhlak dananggah-ungguh siswa
dianggap sebagai sesuatu yang kurang penting bahkan tidak penting.
Ukurannya nilai angka, bukan nilai kemanusiaan. Lalu apa hakikat
pendidikan?
Pendidikan (sebagaimana telah kita mafhumi bersama) adalah upaya
sadar dalam mencetak generasi manusia yang paripurna baik sifat, sikap
maupun akhlak. Pendidikan bukan sekedar mencari ijazah belaka,
pendidikan bukan menciptakan insan sombong yang bangga dengan nilai
angka padahal minus akhlak atau tatakrama. Akhlak kepada orang tua,
kepada guru, tetangga dan yang lebih hakiki pada masyarakat secara luas.
Jadi, apa bedanya siswa yang sering tawuran dengan mereka yang tidak berpendidikan?
Madrasah….
Saya melihat lembaga ini masih memberi harapan besar bagi (paling
tidak) pembibitan insan-insan, generasi muda yang memiliki akhlak, sikap
dan sifat antar sesama. Jarang saya lihat siswa madrasah yang ikut
tawuran, apalagi melakukan tindak kriminal. ini fakta, maka bagi saya
prestasi akademik (nilia ujian yang tinggi misalnya) penitng, tapi
karakter akhlak siswa lebih penting. Dan madrasah menurut pandangan saya
menjadi tempat pendidikan yang pas dalam kontek kekinian, dimana
manusia kian meng-alineasi antar sesama, persisivisme kian menjadi-jadi
bahkan “memakan” antar sesama.
WARNING..!! Etika BERKOMENTAR di Blog all's well :
a. Gunakanlah Perkataan yang Baik, Ramah dan Sopan
b. Komentar SPAM akan all's well HAPUS setelah direview
c. Komentar NEGATIF & RASIS akan Segera di HAPUS
d. Dilarang Menambahkan "LINK AKTIF" dalam Komentar
Note: "ANDA SOPAN KAMI PUN SEGAN" (all's well) ConversionConversion EmoticonEmoticon