Tanya Jawab Islami
By Ammi Nur Baits
Pertanyaan:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Langsung saja ustad, ana mau tanya mengenai hukum berdoa di media sosial
(facebook, twitter, status BBM, display picture BBM, photo di
facebook/twitter dan semisalnya) contoh ketika turun hujan, atau ketika
masalah-masalah menimpa, atau bahkan bersyukur ketika mendapat suatu
anugrah dan lain sebagainya. apakah ada batasan misal untuk pembelajaran
diperbolehkan? atau batasan lainnya? karena ana melihat beberapa
syaikh-syaikh (meskipun tidak serta merta menjadi pembenaran) yang
berdoa di status twitter dsb.
Mohon jawabannya ustad. baarakallahu fiikum.
Mohon jawabannya ustad. baarakallahu fiikum.
Dari: Abu Hanin
Jawaban:
Wa alaikumus salam Warahmatullahi Wabarakatuh..
Secara umum tidak masalah berdoa di sosial media
atau di tempat umum atau berdoa dengan suara yang di dengar orang lain.
Dalil masalah ini cukup banyak, diantaranya doa yang dibaca Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ketika khutbah jumat karena permintaan orang badui agar beliau memohon
kepada Allah untuk segera menurunkan hujan. Termasuk doa-doa yang dibaca
oleh khatib ketika khutbah jumat. Dan kita tahu, doa itu dibaca di
tempat umum, di hadapan banyak masyarakat.
Hanya saja, untuk beberapa kasus tertentu terkait doa di sosial media, ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan, yaitu:
Pertama, membuat status berisi doa di sosmed dalam
rangka mengajarkan doa yang shahih kepada orang lain. Misalnya
memposting doa yang benar ketika hendak tidur, atau bangun tidur atau
dzikir pagi – petang, atau doa selama hujan, dst.
InsyaaAllah kegiatan semacam ini termasuk amal sholeh.
Mendakwahkan kebaikan kepada rekan-rekan di sosial media untuk melakukan
amalan sunah. Karena itu, perlu kita pastikan, doa yang anda sebarkan,
telah terjamin keshahihannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjanjikan bahwa
orang yang memotivasi orang lain untuk berbuat baik, dia akan
mendapatkan pahala seperti orang yang mengikuti ajakannya. Dalam hadis
dari Abu Mas’ud Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
Siapa yang menunjukkan kebaikan, dia akan mendapatkan pahala seperti pahala pelakunya (orang yang mengikutinya). (HR. Muslim 1893).
Alhamdulillah, kami memiliki fanpage tentang ini, dan bisa anda ikuti di: http://www.facebook.com/doa.dzikir.shahih.harian
Kedua, doa yang sifatnya pribadi
Doa yang tidak selayaknya didengar orang lain, yang
merupakan bagian dari privasi seseorang, tidak selayaknya disebarkan di
sosmed. Seperti doa yang isinya penyesalan atas perbuatan maksiat dengan
menyebutkan bentuk maksiat yang dilakukan. Atau doa yang isinya keluhan
masalah pribadi, yang tidak selayaknya diketahui orang lain.
Karena kita diajarkan untuk selalu menjaga kehormatan, dan tidak membeberkan aib pribadi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehatkan,
كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا المُجَاهِرِينَ، وَإِنَّ
مِنَ المُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا، ثُمَّ
يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ، فَيَقُولَ: يَا فُلاَنُ،
عَمِلْتُ البَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا، وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ،
وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ
Setiap umatku dimaafkan (kesalahannya) kecuali orang-orang
melakukan mujaharah (terang-terangan bermaksiat), dan termasuk sikap
mujaharah adalah seseorang melakukan sebuah perbuatan dosa di malam
hari, kemudian pagi harinya dia membuka rahasianya dan mengatakan,
‘Wahai fulan, tadi malam aku melakukan seperti ini, seperti ini’,
padahal Allah telah menutupi dosanya. Di malam hari, Allah tutupi
dosanya, namun di pagi hari, dia singkap tabir Allah pada dirinya. (HR. Bukhari 6069).
Syariat juga mengajarkan agar kita tidak menjadi hamba yang mudah
mengeluh kepada orang lain. karena sikap semacam ini menunjukkan
kurangnya tawakkal. Allah mencontohkan sikap para nabi, yang mereka
hanya mengeluhkan masalahnya kepada Allah. Nabi Ya’kub, ketika
mendapatkan ujian kesedian yang mendalam, beliau mengatakan,
قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ
“Ya’qub menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku..” (QS. Yusuf: 86)
Allahu a’lam
Dijawab oleh ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)
WARNING..!! Etika BERKOMENTAR di Blog all's well :
a. Gunakanlah Perkataan yang Baik, Ramah dan Sopan
b. Komentar SPAM akan all's well HAPUS setelah direview
c. Komentar NEGATIF & RASIS akan Segera di HAPUS
d. Dilarang Menambahkan "LINK AKTIF" dalam Komentar
Note: "ANDA SOPAN KAMI PUN SEGAN" (all's well) ConversionConversion EmoticonEmoticon