Contoh PTK MI Bidang Studi SKI

Print Friendly and PDF
PROPOSAL  PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
(STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION)
PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
DI KELAS V.B SDI/MI NURUL HUDA CIKAMPEK - KARAWANG















Oleh :
WAHYUDIN
NIM : 0101.0901.245



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
DR. KHEZ. MUTTAQIEN
PURWAKARTA
2012
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(CLASSROOM RESEARCH)

A.    Rencana Judul PTK dan Bidang Kajian
1.      Rencana Judul PTK
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di kelas V.B SDI/MI Nurul Huda Cikampek”

2.      Bidang Kajian
Desain dan Strategi Pembelajaran di Kelas

B.     Latar Belakang Masalah
Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami kemajuan.

Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka dewasa ini pendidikan di sekolah-sekolah telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan itu terjadi karena terdorong adanya pembaharuan tersebut, sehingga di dalam pengajaranpun guru selalu ingin menemukan metode dan peralatan baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi semua siswa. Bahkan secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembaharuan dalam sistem pendidikan yang mencakup seluruh komponen yang ada. Pembangunan dibidang pendidikan barulah ada artinya apabila dalam pendidiakn dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa Indonesia yang sedang membangun.

Pada hakekatnya kegiatan beiajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran.

Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan rnembangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Depdikbud (1999).

Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di antaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksirnal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.

Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Misalnya dengan membimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan. Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi. Tanpa adanya minat menandakan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Untuk itu, guru harus memberikan suntikan dalam bentuk motivasi sehingga dengan bantuan itu anak didik dapat keluar dari kesulitan belajar.

Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, kegagalan dalam belajar rata-rata dihadapi oleh sejumlah siswa yang tidak memiliki dorongan belajar. Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kurang begitu memuaskan. Hal ini disebabkan karena guru dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah, tanpa menggunakan media tambahan, dan materi pelajaran tidak disampaikan secara kronologis.

Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya membangkitkan motivasi belajar siswa, misalnya dengan membimbing siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang melibatkan siswa serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk menemukan konsep Sejarah Kebudayaan Islam.

Motivasi tidak hanya menjadikan siswa terlibat dalam kegiatan akademik, motivasi juga penting dalam menentukan seberapa jauh siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik. Tugas penting guru adalah merencanakan bagaimana guru mendukung motivasi siswa (Nur, 2001 : 3). Untuk itu sebagai seorang guru disamping menguasai materi, juga diharapkan dapat menetapkan dan melaksanakan penyajian materi yang sesuai kemampuan dan kesiapan anak, sehingga menghasilkan penguasaan materi yang optimal bagi siswa.

Merujuk permasalahan di atas, didapat suatu gambaran bahwa penyebabnya adalah sebagian siswa kurang tertarik untuk belajar Sejarah Kebudayaan Islam dibandingkan dengan eksakta karena pembelajaran yang tidak membangkitkan minat siswa untuk belajar. Pelajaran ini lebih banyak hafalan untuk memahami suatu materi pelajaran meskipun didukung dengan afektif pembelajaran ini.

Bertolak dari pengalaman mengajar dan permasalahan yang dijumpai di kelas dengan kurang tertarik belajar sejarah diupayakan dengan suatu tindakan guru untuk mengatasi permasalahan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achhievement Division) dapat mengatasi kesulitan belajar diharapkan pembelajaran lebih bermakna, sehingga siswa senang dan puas dalam belajar. Upaya ini akan dapat mengembangkan motivasi dalam pembelajaran yang aktif, kreatif  dan menyenangkan untuk belajar kearah yang lebih baik.

Atas dasar inilah penulis merasa perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achhievement Division) Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di kelas V.B SDI/MI Nurul Huda Cikampek”. Alternatif penelitian  Tindakan  Kelas ini sebagai upaya untuk pemecahan masalah dalam mengatasi kebekuan dan kebuntuan pengajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang kurang diminati siswa.

C.    Identifikasi dan Rumusan Masalah
a.      Identifikasi Masalah
Berdasarkan  pemaparan diatas, penulis melihat permasalahan dan faktor penyebabnya yang dapat dirinci masalah tersebut menjadi masalah penelitian tindakan kelas ini antara lain:
1.   Dari segi siswa
a.    kurangnya prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang ditunjukkan melalui nilai siswa yang masih banyak di bawah KKM
b.   siswa kurang bersemangat dalam belajar
c.    kurang respon dalam belajar
d.   tidak mau mencatat materi esensial pelajaran sejarah kebudayaan islam

2.   Dari segi guru
a.    Terbatas dalam menggunakan model mengajar yang menarik minat siswa
b.   Terbatas dalam menggunakan media pengajaran yang menarik
c.    Kurang berinovasi dalam pembelajaran
d.   Kurang berupaya untuk memperbaiki proses pengajaran
e.    Lebih cenderung mengejar target kurikulum dibandingkan proses pengajaran

b.      Rumusan Masalah
Untuk itu penulis mencari akar permasalahannya dari pengalaman mengajar sejarah dan mengatasi kesulitan dalam proses belajar, sehingga diharapkan adanya perbaikan proses pengajaran tercapainya hasil belajar yang maksimal.
Berdasarkan Identifikasi masalah diatas , maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1.   Bagaimana Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achhievement Division), agar dapat meningkatkan prestasi siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di kelas V.B SDI/MI Nurul Huda Cikampek
2.   Apakah penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achhievement Division) dapat meningkatkan prestasi siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di kelas V.B SDI/MI Nurul Huda Cikampek

D.       Cara Memecahan Masalah
Pemecahan masalah yang digunakan dalam PTK ini adalah  meningkatkan prestasi siswa dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achhievement Division). Dengan menerapkan model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di kelas V.B SDI/MI Nurul Huda Cikampek.

E.     Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan adalah sebagai berikut:
1.      Penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achhievement Division) dapat meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada siswa kelas V.B di SDI/MI Nurul Huda Cikampek Tahun Pelajaran 2011/2012.
2.      Penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achhievement Division) dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada siswa kelas V.B di SDI/MI Nurul Huda Cikampek Tahun Pelajaran 2011/2012.

F.     Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.      Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk mengungkapkan:
a.       Perbaikan proses pembelajaran sejarah kebudayaan islam yang selama ini monoton dan  membosankan serta meningkatkan hasil belajar pengajaran sejarah kebudayaan islam.
b.      Pembelajaran sejarah kebudayaan islam dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achhievement Division).
c.       Peningkatan prestasi belajar yang diiringi kemampuan dalam kegiatan belajar mengajar sejarah kebudayaan islam dan menghasilkan pembelajaran yang bermakna.
d.      Penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achhievement Division). belajar untuk menampilkan pembelajaran yang menyenangkan.

2.      Kegunaan Penelitian
a.       Bagi siswa
1)      Untuk meingkatkan prestasi belajar sejarah kebudayaan islam
2)      Meningkatkan proses belajar sejarah kebudayaan islam dengan tidak banyak mencatat tetapi memahami konsep-konsep
b.      Bagi guru
1)      Dapat berinovasi dalam  mengajar dengan berkreasi dalam pembelajaran sejarah kebudayaan islam
2)      Dapat berkreasi untuk memperbaiki citra proses pengajaran dan hasil belajar sejarah kebudayaan islam
c.       Bagi sekolah
1)      Meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah kebudayaan islam ditunjukkan dengan hasil belajar
2)      Meningkatkan standar kriteria ketuntasan minimal pada mata pelajaran sejarah kebudayaan islam kelas V.B
3)       Sebagai bahan masukan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan prestasi belajar.

G.    Kajian Teori
1.      Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pembelajaran  siswa apabila kelompok dihargai berdasarkan pembelajaran individual dari tiap anggotanya (Slavin : 2008).

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami suatu materi pembelajaran.
a.       Keunggulan pembelajaran cooperative learning
Peneletian telah menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dapat:
1)      Meningkatkan aktivitas belajar siswa dan prestasi akademiknya:
2)      Meningkatkan daya ingat siwa;
3)      Meningkat kepuasan siswa dalam pengalaman belajar;
4)      Membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berkomunikasi secara lisan;
5)      Mengembangkan rasa percaya diri siswa;
6)      Membantu meningkatkan hubungan positif antar siswa.
b.      Ciri-ciri pembelajaran kooperatif
Menurut Noor (2007) pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri:
1)      Untuk menuntaskan belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara bekerja sama;
2)      Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah;
3)      Jika dalam kelas terdapat siswa-siaw yang heterogen ras, suku, budaya dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok memiliki keheterogenan tersebut.
Tabel 1
Langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif
Langkah
Indikator
Tingkah Laku Guru
1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi peserta didik
2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada peserta didik
3
Mengorganisasikan peserta didik kedalam kelompok-kelompok belajar
Guru menginformasikan pengelompokan peserta didik
4
Membimbing kelompok belajar
Guru menginformasikan pengelompokan peserta didik dalam kelompo-kelompok belajar
5
Evaluasi
Guru mengvaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan
6
Memberikan penghargaan
Guru memberi pengharagaan hasil belajar individual dan kelompok



Tabel 2
Perbedaan antara Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar Konvensional
Kelompok Belajar pada Belajar Kooperatif
Kelompok Belajar pada Belajar Konvensional
Kepemimpinan bersama
Satu pimpinan
Saling ketergantungan positif
Tidak saling tergantung
Keanggotaan heterogen
Keanggotaan homogeny
Mempelajari keterampilan-keterampilan kooperatif
Asumsi adanya keterampilan social
Tanggung jawab terhadap hasil belajar seluruh anggota kelompok
Tanggung Jawab hasil belajar sendiri
Menekan pada tugas dan hubungan kooperatif
Hanya menekan pada tugas
Ditunjang oleh guru
Diarahkan oleh guru
Satu hasil kelompok
Beberapa hasil individual
Evaluasi kelompok
Evaluasi hasil individual
Sumber : Nur Asma (2006)

Model pembelajaran kooperatif diantaranya:
1)      Jigsaw
2)      STAD (Student Teams Achievement Division)
3)      Think – Pair – Share
4)      Problem Solving
5)      Course Review Horay
6)      Talking Stick
7)      Team Games Tournament
Pada penelitian kali ini, penulis menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division)

2.      Metode Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division)
Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.

a.       Keunggulan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
Suatu strategi pambelajaran mempunyai keunggulan dan kekurangan. Demikian pula dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa keunggulan (Slavin, 1995:17) diantaranya sebagai berikut:
1)      Keunggulan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
a)      Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.
b)      Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama
c)       Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.
d)     Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
2)      Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Selain keunggulan tersebut pembelajaran kooperatif tipe STAD juga memiliki kekurangan-kekurangan, menurut Dess (1991:411) diantaranya sebagai berikut:
a)      Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum.
b)      Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.
c)      Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif.
d)     Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.

Kekurangan-kekurangan yang ada pada pembelajaran kooperatif masih dapat diatasi atau diminimalkan. Penggunaan waktu yang lebih lama dapat diatasi dengan pembentukan kelompok dan penataan ruang kelas sesuai kelompok yang ada dapat dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Dengan demikian, dalam kegiatan pembelajaran tidak ada waktu yang terbuang untuk pembentukan kelompok dan penataan ruang kelas.

Pembelajaran kooperatif memang memerlukan kemampuan khusus guru, namun hal ini dapat diatasi dengan melakukan latihan terlebih dahulu. Sedangkan kekurangan-kekurangan yang terakhir dapat diatasi dengan memberikan pengertian kepada siswa bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, siswa merasa perlu bekerja sama dan berlatih bekerja sama dalam belajar secara kooperatif.

3.      Pengertian Prestasi
Prestasi belajar berasal dari kata “ Prestasi” dan “Belajar”. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (Depdikbud, 1995: 78) sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepribadian atau ilmu (Debdikbud, 1995: 14). Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi menurut peneliti adalah nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran matematika dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.

H.    Rencana dan Prosedur Penelitian
1.      Rencana Penelitian
a.      Subyek Penelitian
Penelitian perbaikan pembelajaran sejarah kebudayaan islam dilaksanakan di SDI/MI Nurul Huda Kelas V.B Cikampek, Jl. Ir. H. Juanda No.28 Cikampek – Karawang pada tahun ajaran 2011/2012 semester genap. Jumlah siswa 34 orang, dengan 17 orang siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan.
Penelitian tindakan kelas  ini dilakukan dengan 2 siklus pembelajaran dengan dibantu oleh Wali Kelas V.B, Ibu Ade Sopiah, S.Ag yang bertindak sebagai observer dan bertugas melihat jalanya proses pembelajaran.

b.      Siklus Penelitian

4. Refleksi


3. Observasi


2. Tindakan


1.      Rencana


4. Refleksi


3. Observasi


2. Tindakan


2.      Rencana
Prosedur atau langkah-langkah dalam penelitian disetiap siklus meliputi 4 (empat) kegiatan pokok, yaitu: rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Untuk lebih jelasnya, tiap siklus pada penelitian ini dapat dilihat dari desain penelitian berikut:











Desain PTK : Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif dalam  meningkatkan
prestasi belajar

Penelitian ini dilaksanakan pada waktu jam pelajaran berlangsung dengan menggunakan jadwal kegiatan belajar mengajar. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai.

2.      Prosedur Penelitian
a.      Persiapan Tindakan
Persiapan tindakan yang dilakukan pada pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1)      Menentukan subyek/kelas penelitian
2)      Menetapkan materi pembelajaran
3)      Menetapkan metode dan strategi pembelajaran
4)      Menetapkan daftar nama kelompok
5)      Menetapkan waktu pembelajaran
6)      Mempuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
7)      Menyiapkan instrument penelitian/ alat pengumpul data berupa: lembar observasi dan soal test

b.      Tahapan Pelaksanaan
1)      Masalah yang akan diatasi adalah:
a)      Prestasi belajar siswa masih rendah
b)      Metode pembelajaran masih monoton dan membosankan
2)      Tujuan Perbaikan
a)      Dari segi siswa
Meningkatkan prestasi belajar siswa dengan meningkatkan pemahan konsep-konsep materi sejarah.
b)      Dari segi guru
Mencoba metode STAD (Student Teams Achievement Division) dalam membimbing siswa pada mata pelajaran sejarah, guna meningkatkan prestasi belajar siswa.
3)      Langkah Pembelajaran
a)      Guru menyampaikan materi yang dipelajari secara singkat sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
b)      Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5-6 orang anggota yang heterogen dilihat dari kemampuan akademik, jenis kelamin dan rasa atau etnik yang berbeda.
c)      Guru member teks bacaan tentang materi yang sedang dibahas
d)     Guru memberi waktu masing-masing kelompok berdiskusi dan bekerja sama menganalisis dan memahami teks bacaan tersebut.
e)      Setelah waktu diskusi selesai, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sedang dibahas. Siswa berlomba menjawab pertanyaan secara individual, tidak boleh dibantu oleh anggota lain
f)       Selama proses pembelajaran, guru melakukan penilaian. Setiap jawaban yang dikemukakan siswa diberi skor baik secara perorangan ataupun kelompok.
g)      Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang mempunyai nilai skor tertinggi
h)      Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran
i)        Guru menugaskan siswa untuk merangkum materi pembelajaran dalam buku tugas
j)        Guru menugaskan pada siswa untuk merangkum hasil diskusi pada buku kerja siswa

c.       Data Penelitian
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa perencanaan dan data evaluasi. Data perencanaa berupa dokumen persiapan pembelajaran yang dibuat oleh peneliti. Data perencanaan meliputi: perumusan tujuan, kegiatan belajar mengajar dan evaluasi pembelajaran. Data ini disusun sebelum pembelajaran. Data evaluasi diambil dari proses pembelajaran dan hasil evaluasi yang dilakukan dalam akhir pertemuan pada setiap siklusnya.

d.      Sumber Data
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1)      Siswa
Untuk mendapatkan data prestasi belajar dalam proses pembelajaran mata pelajaran sejarah kebudayaan islam
2)      Guru
Data ini digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division)
3)      Teman Sejawat dan Kolaborator
Sumber data ini digunakan untuk melihat penerapan PTK ini komprehensif dari segi siswa maupun guru

3.      Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a.      Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan proses yang sangat penting dalam suatu penelitian. Pengumpulan data pada penelitian ini meliputi satu jenis data yaitu data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang berupa ungkapan yang mengekspresikan siswa tentang proses dan hasil belajar yang diperolehnya.
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1.      Teknik Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data-data pribadi siswa yakni; nama, jumlah dan jenis kelamin siswa kelas V.B SDI/MI Nurul Huda Cikampek tahun pelajaran 2011/2012
2.      Teknik observasi
Digunakan untuk mendapatkan data tentang aktivitas guru dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD.

b.      Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data adalah alat bantu yang digunakan untuk mengumpulkan data. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu:
1)      Wawancara
Dilakukan setelah proses pembelajaran siklus pertama selesai. Siswa yang diwawancara merupakan wakil dari tiap kelompok. Digunakan untuk mengetahui dan mendapat informasi yang berkaitan dengan pembelajaran sejarah kebudayaan islam dengan menggunakan metode pembelajaran tipe STAD
2)      Lembar observasi
Menggunakan lembar observasi untuk melihat tingkat keberhasilan guru dalam melakukan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam kegiatan belajar mengajar (KBM)























I.       Daftar Pustaka
Dees, Robert L. 1991. “The Role of Cooperative Learning in Increasing Problem Solving Ability in a College Remedial Course. Journal for Research in Mathematics Education.

Merdiati, Ika. (2010). “Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pakem”. Bandung : Nusa Media

Nur Muhammad, 1996. “Pembelajaran Kooperatif”. Surabaya: IKIP Surabaya University Press.

Ruhimat Mamat. Dkk. (2006), “IPS (Geografi,sejarah, Sosiologi, Ekonomi)”. Cetakan kedua. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Sardiman. (2010), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers.

Slavin, Robert E. (2008). Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktek. Jakarta: Nusa Media.

Previous
Next Post »

WARNING..!! Etika BERKOMENTAR di Blog all's well :

a. Gunakanlah Perkataan yang Baik, Ramah dan Sopan
b. Komentar SPAM akan all's well HAPUS setelah direview
c. Komentar NEGATIF & RASIS akan Segera di HAPUS
d. Dilarang Menambahkan "LINK AKTIF" dalam Komentar

Note: "ANDA SOPAN KAMI PUN SEGAN" (all's well) ConversionConversion EmoticonEmoticon

Our Gallery