Jakarta (Pinmas) — Untuk menilai kompetensi pegawai, assessment merupakan
pola terbaik dibanding pola-pola lain yang harus dlakukan terhadap karyawan
Kementerian Agama. Demikian disampaikan Kepala Biro Kepegawaian Mahsusi saat
memberikan arahan pada Rapat Penyusunan Regulasi Pelaksanaan Assesment
Kementerian Agama di Jakarta, Rabu (31/10).
“Saya yakin ada pola-pola lain, tetapi dalam hal ini assessment merupakan
pola teknik terbaik untuk penilaian kompetensi pegawai”, ujar Mahsusi.
Terkait dengan finalisasi rancangan regulasi assessment, Mahsusi mengatakan,
bahwa hal tersebut akan terwujud bila tim yang ada mempunyai komitmen dan
mencurahkan apa yang ada untuk memperbaiki dan sekaligus menyempurnakan
draft yang telah disusun oleh tim penyusun.
Menurut Mahsusi, assessment ini sudah bergerak pada dua arah, pada irama
yang sama.Sambil studi banding, merumuskan beberapa data,merumuskan regulasi,
dan sudah melakukan piloting, perwujudan Assessment Center di Kementerian Agama
dilakukan simultan. Mahsusi berharap (dalam penyusunan regulasi) agar
juga dikuatkan atau diperkuat dengan sumber-sumber referensi yang
bisa dipertanggungjawabkan sekaligus melihat spesifikasi yang ada di
Kementerian Agama.
“Dengan mengawinkan tiga hal itu, Saya yakin, kita bisa menampilkan
rumusan yang terbaik dan bisa diimplementasikan di Kemenag”, terang
Mahsusi.
Mahsusi juga menyampaikan, bahwa pelaksanaan assessment sesungguhnya semula
(sebelumnya) seperti apa, itu belum begitu jelas, sekarang menurut Mahsusi,
sudah mengerucut. Pada waktu itu, lanjut Mahsusi, kita berpikir bagaimana
mengukur kompetensi, mengukur integritas, dan bagaimana mengukur komitmen, ada
upaya juga membuat tes-tes prediktif lalu diteskan pada sejumlah pegawai, agar
bagaimana pegawai tersebut mempunyai proyeksi bekerja lebih baik di masa akan
datang.
“ Ternyata mengukur integritas, mengukur komitmen, dan membuat tes-tes
prediktif terhadap PNS untuk tahu kinerjanya ke depan
akan lebih baik, itu tidak mudah”, ujar Mahsusi.
Di dalam instrumen, menurut Mahsusi, kompetensi harus dimaknai agak luas.
Kompetensi dengan pemikiran atau kemampuan, tetapi juga kompetensi kaitannya
dengan prilaku juga sikap. Ketiga-tiganya masuk dalam ranah kompetensi,
kompetensi dalam penguasaan pengetahuan, tetapi juga kompetensi pada
prilaku dan sikap.
“Ketiga kompetensi tersebut, agar menjadi catatan penting dalam merumuskan
instrumen-instrumen selanjutnya”, papar Mahsusi.
Instrumen menurut Mahsusi adalah suatu alat mendapatkan data yang
diinginkan. Mahsusi menilai instrumen yang ada harus benar-benar teruji dari
sisi objektivitas, validitas, dan reabilitas. (dm).
WARNING..!! Etika BERKOMENTAR di Blog all's well :
a. Gunakanlah Perkataan yang Baik, Ramah dan Sopan
b. Komentar SPAM akan all's well HAPUS setelah direview
c. Komentar NEGATIF & RASIS akan Segera di HAPUS
d. Dilarang Menambahkan "LINK AKTIF" dalam Komentar
Note: "ANDA SOPAN KAMI PUN SEGAN" (all's well) ConversionConversion EmoticonEmoticon