Baca: Perbedaan Efek Melahirkan Normal dan Operasi Cesar

Print Friendly and PDF



Melahirkan Secara NORMAL

RASA sakit saat melahirkan, seringkali membuat ibu menyerah untuk melahirkan secara normal. Menurut dr. Irham Suhemi, Sp.OG, banyak ibu yang memutuskan melakukan operasi cesar setelah setengah jalan menjalani kelahiran normal (pervaginam) karena tidak tahan menahan sakit. Tetapi, tahukah Anda, kelahiran normal mempunyai dampak positif yang akan bisa dirasakan ibu dan anak sepanjang hidup. Manfaatnya bisa dirasakan baik dari segi fisik maupun spiritual.

keuntungan :
1.para ibu yang melakukan persalinan normal mempunyai ikatan yang lebih kuat dengan bayi mereka dibandingkan dengan ibu yang melahirkan dengan cara operasi cesar.

2.ibu yang melakukan persalinan normal akan lebih responsif terhdap tangisan bayi mereka dibandingkan ibu yang melakukan cesar.

3.Dari tes MRI ditemukan kalau area otak yang mengatur emosi, motivasi dan kebiasaan pada ibu yang melahirkan normal ini, lebih sensitif terhadap tangisan bayi mereka.

4.Berdasarkan pengakuan para ibu yang melakukan persalinan alami, proses pemulihan mereka biasanya lebih cepat. Mereka bisa langsung berdiri dan berjalan serta mandi. Biasanya mereka juga langsung bisa makan dengan selera
normal.

5.Pada persalinan normal terjadi sekresi endorphin yang ditemukan pada plasenta dan ari-ari. Hal ini berfungsi membantu bayi menyesuaikan diri di dunia luar serta membuat proses keluar lebih menyenangkan bagi bayi.

6.Penelitian telah menunjukkan, bayi yang lahir melalui persalinan normal lebih peka dan lebih tertarik melakukan tindakan pra menyusui seperti menghisap dan memijat payudara ibu.

7. Bayi yang dilahirkan dari persalinan normal biasanya lebih sehat. Dengan terlahir secara alami sebagaimana mestinya, mereka telah melalui masa yang diperlukan selama kehamilan.

8. Bayi-bayi yang dilahirkan melalui vagina mempunyai paru-paru yang lebih kuat berkaitan dengan proses pengangkutan oksigen ke jaringan-jaringan tubuh.

9.saat melahirkan secara normal, di vagina ibu ada laktobasilus, yang ketika dilewati bayi dan masuk ke perut bayi bisa mencegah bayi dari berbagai masalah pencernaan





OPERASI CESAR

Meningkatnya tren operasi caesar di berbagai negara oleh WHO dinilai membahayakan kesehatan perempuan.Terlebih bila dilakukan tanpa adanya indikasi medis yang kuat."Banyak wanita yang salah mengerti.Mereka menganggap melahirkan secara caesar lebih aman dibanding melahirkan secara alami," kata Dr.A.Metin Gulmezoglu, peneliti dari WHO yang melakukan survei tentang operasi caesar di Asia.

Ia menjelaskan, bedah caesar adalah operasi besar yang hanya menjadi pilihan ketika keselamatan ibu dan janin terancam. Misalnya bila persalinan secara alami sudah berlangsung lama tapi tak ada kemajuan sedikit pun.Kondisi lain yang dipertimbangkan untuk dilakukannya bedah caesar antara lain adanya kelainan panggul, lingkar rongga panggul yang lebih kecil dari ukuran janin, usia ibu yang terlalu tua, kelainan letak plasenta, ukuran bayi terlalu besar (lebih dari 4 kg), terjadinya gangguan janin atau bayi kembar.

ibu hamil yang melahirkan secara caesar tanpa indikasi medis lebih berisiko menjalani perawatan intensif, membutuhkan transfusi darah karena kehilangan darah yang terjadi pada operasi caesar dua kali lipat lebih banyak dibanding persalinan normal, serta risiko kematian. Meski kematian karena bedah caesar jarang, tetapi risikonya tetap lebih tinggi dari pada persalinan secara alami.

Penelitian yang dilakukan para ahli di Amerika juga menunjukkan bayi yang dilahirkan secara caesar risikonya lebih besar mengalami gangguan pernapasan karena obat bius yang digunakan selama operasi diserap tubuh bayi.Bila tidak ada indikasi medis, lebih baik melahirkan lewat jalan normal, yang jauh lebih aman, singkat prosesnya, serta masa masa penyembuhan lebih cepat. Namun kurang banyak perempuan yang sadar akan fakta ini.

Jika bayi bisa lahir secara alami, mengapa harus dicaesar? Ternyata, bayi lahir caesar lebih beresiko mengalami berbagai gangguan kesehatan dibandingkan bayi lahir normal.

Kekurangan dari melahirkan secara caesar :

1. Gangguan pernapasan
TTNB (Transient Tachypnea of the New Born) adalah gangguan pernapasan yang paling sering dikhawatirkan terjadi pada bayi sesar. Gangguan ini terjadi akibat cairan yang memenuhi paru-paru janin selama berada dalam rahim tidak terkompresi mengingat bayi sesar tinggal "terima jadi". Padahal, proses persalinan per vaginam melewati jalan lahir inilah yang memungkinkan cairan yang memenuhi paru-paru semasa janin berada dalam rahim dipompa habis keluar.
Selain itu, proses kompresi juga terjadi berkat kontraksi rahim ibu secara berkala. Kontraksi yang lama-kelamaan semakin kuat ini akan menekan tubuh bayi, sehingga otomatis cairan dalam paru-parunya ikut keluar. Nah, pada bayi sesar, kedua proses kompresi tadi tidak terjadi dengan sempurna.

2. Rendahnya sistem kekebalan tubuh
Data berdasarkan evidance base memang belum ada. Namun pada proses persalinan normal, bayi berpindah dari rahim yang nyaris steril ke lingkungan luar melalui proses yang berlangsung lama dan melibatkan kontraksi selama berjam-jam. Saat lahir pun, mulut bayi tidak tertutup sehingga banyak kuman yang masuk ke dalam mulut, bahkan sampai ke pencernaan. Imbasnya, bayi mengalami kontak alami dengan mikroba floral dalam jalan lahir ibunya yang kemudian berkoloni di ususnya. Hal ini sangat berpengaruh pada perkembangan dan pematangan sistem kekebalan tubuhnya.

3. Rentan alergi
Baik dari kondisi "kotor" di jalan lahir yang tidak dilalui si bayi yang dilahirkan secara sesar, maupun tertundanya pemberian ASI sesegera mungkin, membuat risiko alergi pada bayi jadi lebih tinggi. Belum lagi paparan antibiotik yang biasanya diberikan kepada bayi sesar sebagai langkah berjaga-jaga dari kemungkinan infeksi, juga meningkatkan risiko alergi.

4. Emosi cenderung rapuh
Meski belum terbukti melalui penelitian ilmiah, kondisi psikologis bayi sesar diduga cenderung lebih rapuh dibanding bayi yang dilahirkan secara normal. Faktanya, bayi yang lahir normal memang dihadapkan pada kondisi tidak nyaman dimana ia harus melewati jalan lahir yang sempit dan berliku disertai tekanan hebat akibat kontraksi rahim. Perjuangan inilah yang diyakini dapat melatih mental si kecil sejak dini. Boleh jadi faktor ini memberi kontribusi tersendiri terhadap kepribadian si anak kelak.
Akan tetapi pola asuh yang diberikan orangtua dan bagaimana pengaruh lingkungan terbukti lebih ikut memberi warna apakah seseorang lebih tahan banting atau tidak ketika menghadapi stres kehidupan.

5. Terpengaruh anestesi
Kondisi ini mungkin saja terjadi. Karenanya, tim dokter yang terdiri dari dokter kebidanan dan kandungan, dokter anak, dan dokter anestesi harus berhitung secermat mungkin agar pembiusan pada bayi berpengaruh seminim mungkin. Untuk itu, umumnya anestesi yang digunakan adalah anestesi spinal yang berdosis rendah. Penggunaan bius total membuat bayi terlihat agak ngantuk karena dikeluarkan saat masih di bawah pengaruh anestesi.

6. Minim peluang IMD
Bayi sesar kurang mendapatkan kesempatan untuk menjalani IMD alias inisiasi menyusu dini. Ini karena kondisi bayi sesar berbeda dari kondisi bayi lahir normal yang bisa langsung ditempelkan di dada ibunya dengan refleks yang cukup kuat untuk mencapai payudara ibu. Sementara pada persalinan sesar, hal yang tak bisa segera dilakukan mengingat bayi biasanya langsung dipasangi infus dan selang oksigen guna membantu pernapasannya. Si ibu pun umumnya masih dalam keadaan "teler" akibat pengaruh obat anestesi.

45 Menit Prosedur Operasi Cesar

1. Selang kateter dimasukkan untuk menampung aliran urin.
2. Selang infus dipasang.
3. Diberikan antasid untuk menetralisir asam lambung.
4. Alat monitor jantung dan tekanan darah dipasang.
5. Anestesi dilaksanakan.
6. Daerah perut ibu hamil dan daerah rambut kemaluan di cuci dengan antiseptik.
7. Dokter melakukan sayatan (vertikal atau horizontal) pada perut ibu hamil.
8. Sayatan sekali lagi pada dinding rahim.
9. Ketuban dipecahkan.
10. Bayi diambil dari rongga panggul.
11. Bayi selesai dilahirkan; dengan menggunakan tangan, forceps atau vaccum untuk mengeluarkan bayi.
12. Pemotongan tali pusat.
13. Pemeriksaan kondisi bayi.
14. Plasenta dilepaskan dan dinding rahim dijahit.
15. Kulit dinding perut dijahit.
16. Operasi selesai dan sang ibu dipindahkan ke ruang pemulihan.
Share: http://ivanmubarak.blogspot.com/
Previous
Next Post »

WARNING..!! Etika BERKOMENTAR di Blog all's well :

a. Gunakanlah Perkataan yang Baik, Ramah dan Sopan
b. Komentar SPAM akan all's well HAPUS setelah direview
c. Komentar NEGATIF & RASIS akan Segera di HAPUS
d. Dilarang Menambahkan "LINK AKTIF" dalam Komentar

Note: "ANDA SOPAN KAMI PUN SEGAN" (all's well) ConversionConversion EmoticonEmoticon

Our Gallery