Layanan yang berkualitas dari sebuah sekolah
adalah layanan prima dari semua hal yang tersedia di sebuah sekolah. Bentuk
layanan itu dalam implementasinya menjadi lingkungan pembelajaran yang
“mengundang” peserta didik untuk tertantang belajar dalam situasi yang
menyenangkan. Dalam situasi seperti inilah setiap anak diharapkan tumbuh dan
berkembang beragam prestasinya sesuai potensi masing-masing.
Demi memberikan layanan yang optimal kepada
peserta didik, selain layanan kurikuler, hal yang penting dan menjadi perhatian
dan kesungguh-sungguhan adalah layanan ekstrakurikuler. Layanan ekstrakurikuler
bukan hanya menjadi pelengkap menu kurikuler yang tersedia, melainkan menjadi
sebuah alternatif pengembangan potensi menuju prestasi.
Sebagaimana layanan kurikuler, layanan
ekstrakurikuler juga dilakukan evaluasi menjelang layanan kembali di awal tahun
pelajaran. Salah satu komponen layanan ekstrakurikuler yang dibahas kala itu
adalah efektivitas pelatih dan pembina ekstrakurikuler. Dalam kesempatan itulah
Prof. Arief Rachman hadir dan memberikan masukan terkait kualitas yang
diharapkan dari seorang pembina maupun pelatih ekstrakurikuler, sebagai
pembimbing, pengatur, atau pengarah kegiatan tersebut.
Ada sepuluh (10) point yang diharapkan dari
seorang perlatih ektrakurikuler, sehingga peserta layanan ini bisa berkembang
potensinya menjadi riak prestasi yang diharapkan. Sepuluh hal tersebut adalah:
1. Sabar (patient)
Ini adalah modal dasar seorang pembina maupun pelatih,
sebab yang menjadi peserta cabang yang sedang ditangani adalah bukan hanya
orang-orang yang berbakat, tetapi juga orang yang berminat saja. Minat belum
tentu ditopang oleh bakat, sehingga bukan tidak mungkin ditemukan beberapa
ananda yang kemampuannya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Terkait dengan
kondisi inilah, sikap sabar menjadi modal utama mengembangkan potensi secara
setahap demi setahap.
2. Keterikatan pada
Tujuan (Detached)
Dibutuhkan pembina, pelatih, maupun pengelola
yang senantiasa ingat dan setia pada tujuan layanan ekstrakurikuler. Itu
sebabnya harus selalu diingatkan agar setiap insan yang terlibat, selalu
mengaitkan layanan yang diberikan dengan visi yang diusung. Sebagai contoh,
visi layanan ektrakurikuler SMP Labschool kebayoran, “layanan yang menyenangkan
menumbuhkan prestasi yang membanggakan”. Maka, setiap pembina dan pelatih harus
mampu menumbuhkan rasa senang terlebih dahulu kepada peserta terkait cabang
yang ditekuninya sebagai dasar pencapaian prestasi yang diharapkan kelak.
3. Mampu melihat
kelebihan peserta (Supportive)
Kadang-kadang, sebuah cabang ektrakurikuler
tertentu bisa saja berlebih pesertanya, sementara cabang lain malah kekurangan
peserta. Bisa jadi, yang berlebih peserta ini tidak berbanding lurus dengan kemampuan
yang diharapkan pembina atau pelatih. Dalam kondisi inilah seorang pembina atau
pelatih yang bijak tetap memberi kesempatan tampil kepada setiap peserta apapun
performa yang ditunjukkannya.
4. Menarik (Interested)
Ekstrakurikuler adalah kegiatan ekstra layanan.
Ia bukan kegiatan pokok. Meski demikian kegiatan ini bisa menjadi peluang bagi
peserta untuk unjuk prestasi, apabila pada layanan kurikuler belum menunjukkan
prestasi yang diharapkan. Terkait dengan hal tersebut, dibutuhkan pembina atau
pelatih yang menarik bagi peserta. Menarik bisa dari sikap, keterampilan,
maupun pengetahuannya. Kelebihan pembina atau pelatih terkait kompetensinya
menjadi modal dasar berkembangnya potensi tiap peserta.
5. Pendengar yang baik
(Good Listener)
Kadang-kadang, layanan ekstrakurikuler bisa
menjadi alternatif penanggulangan kemampatan komunikasi peserta didik di rumah
maupun di sekolah. Ketika peserta didik merasa nyaman dengan pembina atau
pelatihnya, maka segala hal yang dirasakan sebagai harapan dan kekhawatiran
peserta tersampaikan dengan baik kepada pembina atau pelatih. Keberhasilan
sebagai pendengar yang baik ini menjadi pembuka dan pengurai permasalahan yang
menghambat prestasi. Keterbukaan antara pelatih dan anak didiknya merupakan
bagian terpenting dalam pengembangan prestasi.
6. Menyerap Kehendak
Peserta (Perceptive)
Kesaamaan persepsi merupakan jalan menuju
kenyamanan proses dan keberhasilan prestasi. Persepsi yang sejalan antara
peserta dan pelatih memudah dan menyamankan beragam proses, sehingga
kemungkinan menuju pencapaian prestasi akan mudah diwujudkan.
7. Berkesadaran
memanfaatkan potensi yang ada (Aware)
Sangatlah bijak apabila setiap pembina atau
pelatih mampu memanfaakan potensi lingkungan yang ada bagi pengembangan potensi
siswa. Kesederhanaan mesti dimaknai sebagai ladang optimalisasi kreativitas.
Kemampuan memanfaatkan potensi yang ada sebagai awal sebuah proses kadang
memberi ruang bagi kemungkinan pengembangan yang lebih optimal bagi
kesungguh-sungguhan.
8. Sadar diri (Self
Aware)
Pembina dan pelatih sadar bahwa kiprahnya dalam
kegiatan ekstrakurikuler itu dipagari oleh norma-norma yang ada. Ia hadir atas
tanggung jawab profesional yang diembannya. Semua kegiatan yang melibatkannya
tak lepas dari aturan dan norma yang ada di sekolah. Keberadaannya pun
diharapkan demi sebesar-besarnya menumbuhkan dan meninggikan kualitas sekolah
melalui layanan yang menjadi tanggung jawabnya.
9. Perhatian
(Attentive)
Tak bisa diharapkan dari seorang pelatih atau
pembina yang tidak punya modal dasar sebagai pembina atau pelatih, yakni
perhatian. Upaya mengatasi persoalan kecil maupun besar; pengembangan potensi
sederhana menuju yang monumental datang dari seorang pembina atau pelatih yang
punya perhatian. Perhatian adalah modal dasar berproses menuju hasil yang
optimal.
10.Berkemampuan memilah dan memilih (Retentive)
Pada akhirnya kehadiran pembina atau pelatih
sebagai orang dewasa ditentukan oleh kemampuannya dalam memilah dan memilih
bagian yang mendukung atau merusak konsentrasi layanan yang menjadi tanggung
jawabnya. Sebagai pribadi, dirinya mungkin punya banyak kepentingan selain
tanggung jawab yang kini diembannya. Tetapi kesadaran akan tanggung jawab yang
kini diembannya telah menyebabkan pelatih mampu menempatkan tanggung jawab di
atas kepentingan-kepentingan lain.
Menutup rincian penjelasan, Prof. Arief rachman
memberi penekanan penting terkait layanan ekstrakurikuler. “Layanan
ekstrakurikuler harus tetap dilakukan dengan seprofesional mungkin baik dalam
manajerialnya maupun layanan pembelajarannya. Kita berharap, ekstrakurikuler
merupakan alternatif kemungkinan peserta didik mendapat tepuk tangan setelah
luput di bidang kurikuler.”
Kami mengaminkan pernyataan beliau dengan rasa
khusuk yang mendalam. Semoga Allah memberi kekuatan kepada kita semua untuk
melakukan yang terbaik dalam segala urusan.
WARNING..!! Etika BERKOMENTAR di Blog all's well :
a. Gunakanlah Perkataan yang Baik, Ramah dan Sopan
b. Komentar SPAM akan all's well HAPUS setelah direview
c. Komentar NEGATIF & RASIS akan Segera di HAPUS
d. Dilarang Menambahkan "LINK AKTIF" dalam Komentar
Note: "ANDA SOPAN KAMI PUN SEGAN" (all's well) ConversionConversion EmoticonEmoticon