JAKARTA
– Sebentar lagi masa peralihan tahun pelajaran baru. Biasanya orangtua
selalu mengeluh biaya belanja buku yang mahal. Mulai dari buku panduan
atau pegangan siswa, hingga buku LKS (lembar kerja siswa) yang tipis
tetapi banyak jumlahnya itu.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) Mohammad Nuh mengaku bahwa belanja buku setiap tahun
pelajaran baru memang sering dikeluhkan siswa.
Dia mengatakan biaya sekolah yang sudah
digratiskan, kadang masih belum mendapatkan respon positif dari orangtua
karena masih ada beban membeli buku.
Tetapi Nuh berjanji bahwa tahun pelajaran 2014-2015 ini para orangtua
siswa sudah tidak perlu repot-repot belanja buku. Khususnya untuk siswa
kelas 1, 2, 4, dan 5 SD serta siswa kelas 1 dan 2 SMP yang tahun ini
menjadi sasaran implementasi Kurikulum 2013.
“Sudah tidak perlu membeli buku-buku LKS dan buku pegangan lainnya,”
papar menteri asal Surabaya itu kemarin. Dia mengatakan buku siswa yang
menjadi sasaran kuriuklum anyar itu disuplai gratis oleh pemerintah.
Nuh mengatakan di dalam buku baru itu,
sudah banyak disisipkan materi latihan siswa. Sehingga dia mengatakan
para guru tidak perlu mewajibkan lagi siswanya membeli LKS.
Nuh menjelaskan implementasi kurikulum
2013 tahun ini menggunakan skema menyeluruh tetapi sebagian. Itu
artinya, seluruh siswa di Indonesia SD, SMP, dan SMA merasakan kurikulum
baru. Tetapi dibatasi siswa kelas 1, 2, 4, dan 5 SD serta siswa kelas 1
dan 2 SMP dan SMA.
Nuh menjelaskan bahwa skema pengadaan buku kurikulum baru berhasil
diperbaiki sehingga memotong birokrasi lelang pengadaan barang. Dia
menuturkan Kemendikbud sudah melakukan lelang pengadaan buku kurikulum
baru untuk 70 lebih paket berdasarkan regional.
Nah seluruh kepala sekolah diminta
memesan buku kurikulum baru di percetakan berdasarkan regional
masing-masing. “Uang buku tetap ada di sekolah, tetapi dibayarkan ke
percetakan yang memenangkan tender,” papar dia.
Dengan cara ini, Nuh meminta sekolah sudah tidak perlu lagi bekerjasama
dengan penerbit-penerbit untuk pengadaan buku pelajaran. “Perhitungan
kami, bahan belajar dari buku yang diterbitkan pemerintah itu sudah
cukup,” jelas dia.
Nuh juga berjanji akan melakukan
pemantauan terhadap peredaran buku kurikulum baru itu. Tujuannya adalah,
untuk mencegah ada sekolah yang menjual buku kurikulum baru dari
pemerintah itu kepada siswa. Nuh juga berharap penerbita yang selama ini
mengedarkan buku-buku LKS, tidak mendesak para guru serta kepala
sekolah untuk membeli LKS.
Nuh menjelaskan harga buku yang
diterbitkan Kemendikbud jauh lebih murah dibanding dengan buku-buku yang
didarkan penerbit selama ini. “Yang membuat mahal itu bisnis
perbukuannya. Kalau urusan percetakannya murah,” tandasnya.
Dia mengatakan harga satuan buku pemerintah berkisar antara Rp 8 ribu hingga Rp 20 ribu. Dengan ketebalan hingga 400 halaman.
Dirjen Pendidikan Menengah (Dikmen)
Kemendikbud Achmad Jazidie menuturkan, di jenjang SMA masih dibutuhkan
keberadaan buku tambahan. Sebab implementasi kurikulum baru di jenjang
SMA menerapkan skema peminatan IPA dan IPS. Sehingga siswa tetap
diberikan keleluasan untuk membeli buku tambahan sesuai dengan
peminatannya. (wan)
WARNING..!! Etika BERKOMENTAR di Blog all's well :
a. Gunakanlah Perkataan yang Baik, Ramah dan Sopan
b. Komentar SPAM akan all's well HAPUS setelah direview
c. Komentar NEGATIF & RASIS akan Segera di HAPUS
d. Dilarang Menambahkan "LINK AKTIF" dalam Komentar
Note: "ANDA SOPAN KAMI PUN SEGAN" (all's well) ConversionConversion EmoticonEmoticon