Yogyakarta (Pinmas) —- Menteri Agama Suryadharma Ali
meminta Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) memberikan
perhatian yang lebih kepada para penghafal Al-Quran. Menag minta agar
Direktorat Jenderal yang diberi tugas membina pendidikan Islam ini
dapat mengalokasikan anggaran bagi para penghafal Al Quran di seluruh
Tanah Air hingga dibebaskan dari seluruh biaya pendidikan.
“Bukan
hanya pada lapisan sekolah dasar, tetapi juga sampai perguruan tinggi.
Jika yang bersangkutan sudah mahasiswa, biaya pendidikannya pun
diperhatikan hingga dapat menyelesaikan kuliahnya,” kata Menag disambut
tepuk tangan ribuan santri dan para guru yang hadir dalam Deklarasi
MadrasahTahfidz Al-Quran di Gedung Amongraga Yogyakarta, Minggu (30/03).
Hadir
dalam kesempatan ini, Dirjen Bimas Islam Abdul Djamil, Dirjen Bimas
Hindu Ida Bagus Yudha Tri Guna, Sesditjen Pendis Kamaruddin Amin,
Kakanwil Kemenag DI Yogyakarta Maskul Haji, dan Kakanwil Kemenag Jateng
Haeruddin.
Menurut Menag, Lembaga Pendidikan Tahfidz Al-Quran
mempunyai peran yang sangat penting dalam pemberantasan buta huruf
Al-Quran di kalangan umat Islam. “Buta huruf Al-Quran tidak hanya
bermakna sebatas buta baca tulis Al-Quran, melainkan buta isi atau
kandungan Al-Quran,” tegas Menag.
“Kepada para guru madrasah dan
siswa madrasah diharapkan juga menjadi teladan dan model yang baik di
masyarakat dalam hal pemahaman, pemikiran dan akhlaq yang tercermin dari
nilai-nilai Al-Quran,” tambahnya.
Menag juga berharap Lembaga
Pendidikan Tahfiz Al-Quran bisa menjadi pioneer dalam mensukseskan
Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji (GEMMAR
Mengaji). Menurutnya, fenomena merosotnya moral dan karakter bangsa
salah satunya karena masyarakat muslim, khususnya anak-anak, mulai
enggan mengaji dan mengkaji Al-Quran di masjid/mushola/surau. Akibatnya,
Al-Quran tidak dibaca lagi, apalagi dikaji ajarannya yang mengusung
nilai kedamaian dan antikekerasan. Al-Quran cenderung tidak lagi
dijadikan pegangan hidup.
Menag yakin bahwa lembaga-lembaga
tahfidz akan mendidik para santrinya untuk tidak sekedar mahir membaca
dan menghafal AL-Qur’an, tetapi juga mengkaji dan mempelajari nilai dan
pesan yang terkandung di dalamnya.
“Al Quran tidak hanya perlu
dibaca dan dihafal, tetapi lebih dari itu dikaji isi dan kandungannya
agar dapat dijadikan landasan dan praktek dalam kehidupan masyarakat,”
kata Menag. (cw/mkd/mkd)
WARNING..!! Etika BERKOMENTAR di Blog all's well :
a. Gunakanlah Perkataan yang Baik, Ramah dan Sopan
b. Komentar SPAM akan all's well HAPUS setelah direview
c. Komentar NEGATIF & RASIS akan Segera di HAPUS
d. Dilarang Menambahkan "LINK AKTIF" dalam Komentar
Note: "ANDA SOPAN KAMI PUN SEGAN" (all's well) ConversionConversion EmoticonEmoticon