Dalam berbagai proses pembelajaran di tanah air kita, peranan guru
terasa masih sangat dominan walaupun sebagian dari mereka telah berupaya
untuk menjadi fasilitator disamping sebagai sumber informasi.
Kenyataannya pengetahuan manusia sangat terbatas sehingga kita perlu
sumber-sumber informasi lainnya baik dalam belajar maupun dalam
membelajarkan orang lain. Oleh sebab itu pendekatan pembelajaran yang
dilakukan dalam menyajikan pelajaran perlu diarahkan kepada pemenuhan
kebutuhan dan pengharapan siswa dengan menggunakan berbagai sumber
informasi.
Dalam proses pembelajaran, sering kali terjadi hambatan-hambatan, baik
yang datang dari pihak guru maupun siswa. Hambatan-hambatan tersebut
secara langsung mempengaruhi suasana pembelajaran. Salah satu hambatan
yang sering kali muncul adalah ketika guru harus memvisualkan suatu
konsep atau ide. Dalam hal ini guru membutuhkan media pembelajaran
sebagai alat bantu mengajar karena pembahasan secara lisan tidak
memuaskan siswa. Apabila sekolah tidak dapat menyediakan media tersebut,
guru dapat berupaya membuatnya dari bahan-bahan yang sederhana.
Guru selalu dituntut menegembangkan kreativitasnya agar materi bisa
diterima dengan baik oleh siswa. Kreativitas seorang guru bisa terlihat
ketika ia mencoba memanfatkan bahan-bahan sederhana yang bisa dijadikan
suatu media di dalam mata pelajarannya. Tetapi tentu kita juga harus
ingat bahwa guru bukanlah makhluk superior dalam segala hal, termasuk
dalam menciptakan, mengembangkan dan menerapkan strategi pemanfaatan
bahan-bahan sederhana. Dalam batas-batas tertentu setiap guru memiliki
keterbatasan yang sulit diatasi atau dihindari. Misalnya, ketika guru
berkeinginan memvisualkan suatu ide, maka hambatan yang mungkin
dihadapinya ialah:
1. Tidak mempunyai ide tentang media apa yang harus dibuat untuk memudahkan siswa belajar.
2. Tidak mengerti bahan apa yang harus digunakan untuk membuat media yang diinginkannya.
3. Bahan yang dibutuhkan untuk membuat suatu media, tidak terdapat dilingkungannya.
4. Tidak mempunyai cukup keterampilan untuk membuat suatu media.
Seorang guru minimal harus memilki 2 kompotensi yang terkait dengan penggunaan media sederhana yaitu:
1. Kemampuan menyeleksi media dari bahan-bahan sederhana yang telh
tersedia secara tepat dan relevan dengan program pelajaran.
2. Kemampuan untuk menyusun sendiri dan menggunakan secara baik dan benar.
Keterbatasan yang sifatnya individual ini pada dasarnya sangat
manusiawi. Dengan segala keterbatasan yang ada merupakan tanggung jawab
guru untuk tetap mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran.
Berikut ini adalah rambu-rambu atau pedoman yang harus diperhatikan
ketika kita ingin mengembangkan media dari bahan-bahan sederhana:
1. Gunakan bahan-bahan sederhana yang mudah diperoleh di sekitar
lingkungan sekolah, tempat tinggal guru dan siswa, ataupun bahan-bahan
yang bisa diperoleh ditoko atau pasar terdekat dan diusahakan agar bahan
yang digunakan terjangkau harganya oleh guru ataupun siswa.
2. Penggunaan media yang dibuat guru hendaknya bisa meningkatkan
perhatian dan pemahaman siswa melalui pendengarannya. Penggunaaan
media yang sesuai akan mengakibatkan siswa menjadi lebih berminat dan
mendengarkan setiap hal yang dikatakan oleh guru, setidaknya proses
mendengarkan perlu dijadikan perhatian khusus bagi setiap guru dalam
menyajikan bahan ajar agar informasi yang disampaikan memiliki manfaat
tersendiri bagi siswa. Dalam kaitannya dengan proses mendengarkan
setidaknya terdapat empat komponen terkait yaitu: hearing, attending,
understanding dan remembering. Hearing merupakan kemampuan mendengarkan guru dari setiap siswa pada waktu pembelajaran berlangsung. Komponen kedua adalah attending,
yaitu tentang mutu kemampuan siswa untuk mendengarkan pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Perhatian terhadap attending dimaksudkan agar
siswa memfokuskan perhatian dan perkiraannya terhadap materi pelajaran
yang sedang disajikan. Apabila kedua komponen diatas berfungsi dengan
baik, maka siswa akan mampu memahami (understanding) secara lebih
seksama terhadap materi yang diberikan. Mutu pemahaman yang muncul dari
setiap siswa terhadap materi pelajaran akan mempengaruhi mereka untuk
mengingatnya (remembering). Materi pelajaran yang diterima siswa akan
tersimpan di daerah alam sadar peserta didik. Kalau hal ini terjadi
dengan baik, akan memberikan pengaruh yang positif terhadap pola
perilaku peserta didik selanjutnya.
3. Kembangkan bahan-bahan yang bisa menciptakan siswa berfikir
kritis, mengundang siswa selalu ingin bertanya, ingin tahu, dan ingin
mencari kebenaran. Media yang tercipta diharapkan akan mendorong siswa
untuk melakukan penilaian dan analisis terhadap kredibilitas dan
keabsahan materi pelajaran yang diterimanya.
4. Dalam berbagai proses pembelajaran di tanah air kita, peranan guru
terasa masih sangat dominan walaupun sebagian dari mereka telah
berupaya untuk menjadi fasilitator disamping sebagai sumber informasi.
Kenyataannya pengetahuan manusia sangat terbatas sehingga kita perlu
sumber-sumber informasi lainnya baik dalam belajar maupun dalam
membelajarkan orang lain. Oleh sebab itu pendekatan pembelajaran yang
dilakukan dalam menyajikan pelajaran perlu diarahkan kepada pemenuhan
kebutuhan dan pengharapan siswa dengan menggunakan berbagai sumber
informasi.
Dalam proses pembelajaran, sering kali terjadi hambatan-hambatan, baik
yang datang dari pihak guru maupun siswa. Hambatan-hambatan tersebut
secara langsung mempengaruhi suasana pembelajaran. Salah satu hambatan
yang sering kali muncul adalah ketika guru harus memvisualkan suatu
konsep atau ide. Dalam hal ini guru membutuhkan media pembelajaran
sebagai alat bantu mengajar karena pembahasan secara lisan tidak
memuaskan siswa. Apabila sekolah tidak dapat menyediakan media tersebut,
guru dapat berupaya membuatnya dari bahan-bahan yang sederhana.
Guru selalu dituntut menegembangkan kreativitasnya agar materi bisa
diterima dengan baik oleh siswa. Kreativitas seorang guru bisa terlihat
ketika ia mencoba memanfatkan bahan-bahan sederhana yang bisa dijadikan
suatu media di dalam mata pelajarannya. Tetapi tentu kita juga harus
ingat bahwa guru bukanlah makhluk superior dalam segala hal, termasuk
dalam menciptakan, mengembangkan dan menerapkan strategi pemanfaatan
bahan-bahan sederhana. Dalam batas-batas tertentu setiap guru memiliki
keterbatasan yang sulit diatasi atau dihindari. Misalnya, ketika guru
berkeinginan memvisualkan suatu ide, maka hambatan yang mungkin
dihadapinya ialah:
1. Tidak mempunyai ide tentang media apa yang harus dibuat untuk memudahkan siswa belajar.
2. Tidak mengerti bahan apa yang harus digunakan untuk membuat media yang diinginkannya.
3. Bahan yang dibutuhkan untuk membuat suatu media, tidak terdapat dilingkungannya.
4. Tidak mempunyai cukup keterampilan untuk membuat suatu media.
Seorang guru minimal harus memilki 2 kompotensi yang terkait dengan penggunaan media sederhana yaitu:
1. Kemampuan menyeleksi media dari bahan-bahan sederhana yang telh
tersedia secara tepat dan relevan dengan program pelajaran.
2. Kemampuan untuk menyusun sendiri dan menggunakan secara baik dan benar.
Keterbatasan yang sifatnya individual ini pada dasarnya sangat
manusiawi. Dengan segala keterbatasan yang ada merupakan tanggung jawab
guru untuk tetap mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran.
Berikut ini adalah rambu-rambu atau pedoman yang harus diperhatikan
ketika kita ingin mengembangkan media dari bahan-bahan sederhana:
1. Gunakan bahan-bahan sederhana yang mudah diperoleh di sekitar
lingkungan sekolah, tempat tinggal guru dan siswa, ataupun bahan-bahan
yang bisa diperoleh ditoko atau pasar terdekat dan diusahakan agar bahan
yang digunakan terjangkau harganya oleh guru ataupun siswa.
2. Penggunaan media yang dibuat guru hendaknya bisa meningkatkan
perhatian dan pemahaman siswa melalui pendengarannya. Penggunaaan media
yang sesuai akan mengakibatkan siswa menjadi lebih berminat dan
mendengarkan setiap hal yang dikatakan oleh guru, setidaknya proses
mendengarkan perlu dijadikan perhatian khusus bagi setiap guru dalam
menyajikan bahan ajar agar informasi yang disampaikan memiliki manfaat
tersendiri bagi siswa. Dalam kaitannya dengan proses mendengarkan
setidaknya terdapat empat komponen terkait yaitu: hearing, attending,
understanding dan remembering. Hearing merupakan kemampuan mendengarkan guru dari setiap siswa pada waktu pembelajaran berlangsung. Komponen kedua adalah attending,
yaitu tentang mutu kemampuan siswa untuk mendengarkan pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Perhatian terhadap attending dimaksudkan agar
siswa memfokuskan perhatian dan perkiraannya terhadap materi pelajaran
yang sedang disajikan. Apabila kedua komponen diatas berfungsi dengan
baik, maka siswa akan mampu memahami (understanding) secara lebih
seksama terhadap materi yang diberikan. Mutu pemahaman yang muncul dari
setiap siswa terhadap materi pelajaran akan mempengaruhi mereka untuk
mengingatnya (remembering). Materi pelajaran yang diterima siswa akan
tersimpan di daerah alam sadar peserta didik. Kalau hal ini terjadi
dengan baik, akan memberikan pengaruh yang positif terhadap pola
perilaku peserta didik selanjutnya.
3. Kembangkan bahan-bahan yang bisa menciptakan siswa berfikir
kritis, mengundang siswa selalu ingin bertanya, ingin tahu, dan ingin
mencari kebenaran. Media yang tercipta diharapkan akan mendorong siswa
untuk melakukan penilaian dan analisis terhadap kredibilitas dan
keabsahan materi pelajaran yang diterimanya.
Gunakan bahan-bahan yang bisa merujuk kepada upaya mendorong kemampuan
siswa untuk memahami dan mengingat secara tegas dan jelas meteri
pemebelajaran yang disajikan.
5. Membuat media yang mampu memberikan kebersamaan bagi siswa degan kondisi yang menyenangkan dalam mengikuti pelajaran.
6. Tugaskan mereka mencatat atau menuliskan setiap hal yang ia
dengar, amati selama guru memanfaatkan media sederhana ciptaannya. Hal
ini dilakukan agar daya ingat siswa dapat digunakan lebih baik.
Mendengar atau mengamati sambil mencatat adalah lebih baik ketimbang
siswa hanya sekedar mendengar tanpa adanya aktifitas komunikasi
tertulis. Hal itu perlu dilengkapi dengar pertimbangan dan kemungkinan
guru akan menghadapi berbagai kendala ketika menggunakan media yang
terbuat dari bahan-bahan sederhana. Kendala-kendala tersebut, misalnya:
a. Keterbatasan waktu yang tersedia, dikaitkan dengan luasnnya materi pelajaran dan sasaran/tujuan perkuliahan.
b. Keterbatasan bahan-bahan sederhana yang dibutuhkan dan tidak ada bahan pengganti.
c. Ketidaktersediaan alat-alat yang digunakan dalam membuat dan mengembangkan media.
d. Keterbatasan kemampuan guru dengan menggunakan komunikasi lisan.
e. Lingkungan belajar yang kurang memadai bagi siswa untuk
menyimak penjelasan guru secara lisan maupun ketika dia akan praktek
atau demonstrasi.
f. Keterbatasan perbendaharaan kata yang dikuasai oleh siswa sehingga mereka kurang mampu mencerna penjelasan dari guru.
g. Latar belakang dan tingkat kemampua siswa yang heterogen
sehingga menambah beban guru selama menjelasan materi pelajaran.
h. Banyak siswa yang harus dibimbing oleh seorang guru dalam suatu waktu pelajaran, sehingga bahan guru terlalu berat.
i. Tidak adanya teman sejawat atau orang lain yang akan diminta bantuan dalam segi teknis maupun pengembangan materi.
Baik media dari bahan sederhana yang sudah tersedia maupun yang dibuat
sendiri, semuannya harus merupakan media pemebelajaran yang efektif bagi
kegiatan belajar mengajar, khususnya untuk mendorong dan memperkaya
kegiatan belajar siswa. Lima hal yang terkait dengan penetapan
(pemilihan atau penulisan) media yang dibuat dari bahan dari bahan
sederhana adalah: memeliki keterkaitan yang jelas antara tujuan dengan
proses pembelajaran; materi yang tersaji, di dalam media tersebut
menyenangkan, memiliki daya tarik dan minat untuk dipelajari, dicoba,
dan dipraktekkan; berkaitan dengan kepentingan dan proses pembelajaran
yang sedang dilaksanakan; bahasa yang digunakan didalam media dan
komunikasi lisan mudah dipahami, runtut, sederhana, jelas tegas dan
terarah; terjangkau oleh kemampuan intelekual siswa.
B. KETERKAITAN ANTARA MEDIA BUATAN SENDIRI DAN MEDIA LAINNYA
Media yang dibuat guru dari bahan sederhana dan murah tentu saja akan
lebih menarik dan efektif jika diiringi media lainnya yang lebih modern
dan canggih. Ketika menjelaskan suatu materi pelajaran didalam kelas,
guru mungkin memerlukan media lainnya. Misalnya saja, ketika guru
menjelaskan berbagai bentuk daun tentu ia akan sukar memperlihatkannya
kepada semua siswa dalam saat bersamaan. Dalam hal ini guru memerlukan
OHP atau media proyeksi lainnya untuk menunjukkan secara lebih jelas
kepada semua siswa. Jadi, pemanfaatan media sederhana bisa saja
membutuhkan media lain untuk lebih mengefektifkan kemampuannya.
Untuk lebih mudah bagi guru dalam mempertimbangkan kapan ia membutuhkan
media lain, maka berikut ini adalah beberapa pokok penting yang perlu
diperhatikan.
1. Pada saat guru menjelaskan pelajaran dengan menggunakan media
sederhana yang berukuran kecil di ruangan besar, maka OHP mungkin
diperlukan. Media OHP beserta transparasinya merupakan media proyeksi
yang paling praktis untuk membesarkan objek dalam bentuk bayangan.
2. Media cetak seperti hand-out, synopsis, daftar bibiliografi
yang terkait dengan materi pelajaran dapat melengkapi media sederhana
yang dibuat guru sebab guru kadang kala merasa media buatannya kurang
dapat menjelaskan sesuatu secara optimal. Dengan memanfaatkan media
cetak tersebut diharapkan materi yang diberikan guru bisa dipahami siswa
dengan lebih baik.
3. Papan tulis ataupun whiteboard yang selalu tersedia di kelas
bisa dimanfaatkan guru ketika ia menggunakan media sederhana buatannya.
Papan tulis sangat diperlukan dalam rangka menunjang kegiatan
pembelajaran yang sifatnya lebih sederhana dan pemanfaatannya tidak
memerlukan biaya tambahan.
Pemanfaatan media lain selain media sederhana bertujuan untuk lebih
mengoptimalkan dan meningkatkan efisiensi proses pembelajaran. Para guru
hendaknya lebih berhati-hati ketika menggunakan media pendamping ini.
Jangan sampai menggunakan media pendamping daripada media sederhananya.
C. PEMANFAATAN BARANG BEKAS, BAHAN DAN PERALATAN SEDERHANA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Pemanfaatan barang bekas dan peralatan sederhana sebagai media bukanlah
hal yang baru dalam dunia pendidikan. Sebelum pendidikan modern hadir,
para guru telah menggunakan berbagai media dan alat peraga buatannya
sendiri untuk menjelaskan materi pelajarannya. Para guru zaman dulu
mungkin lebih banyak memiliki kreativitas karena dipaksa oleh keadaan
yang masih serba terbatas. Mereka harus bekerja keras setiap saat supaya
para siswanya bisa belajar dan menyerap materi pelajaran semaksimal
mungkin.
Namun banyak para guru di kota-kota besar yang telah terlena dengan
kemajuan teknologi yang digunakan dalam dunia pendidikan. modern telah
memudahkan mereka memecahkan berbagai masalah di dalam proses belajar
mengajar. Ketika dalam keadaan tertentu mereka harus jauh dari media
tersebut mereka menjadi bingung karena ketergantungan kepada media
modern. Mereka telah melupakan media yang dibuat dan dikembangkan dari
bahan-bahan sederhana di sekitar mereka. Media modern juga telah turut
serta mematikan kreativitas guru dan siswanya. Media modern hampir dapat
dipastikan telah menutup kemungkinan mereka untuk mengembangkan media
bagi kepentingan mereka sendiri. Media modern telah menjadikan mereka
pasif dan kurang kreatif.
Kegiatan belajar ini akan berusaha menggugah para guru bahwa media
sederhana dari barang bekas dan peralatan sederhana tetap dibutuhkan dan
dapat berfungsi efektif, tidak kalah dengan media modern, dan bisa
menjadi lebih unggul jika penggunaannya tepat dan sesuai.
Berdasarkan kesadaran tentang pentingnya media sederhana yang terbuat
dari bahan bekas yang terdapatbdisekitar lingkungan guru dan siswa, kita
dapat mencatat tiga tujuan pembuatan media sederhana yang terkait satu
dengan lainnya:
1. Membangun komunikasi berbasis pendidikan kreatif. Pencapaian
tujuan ini melibatkan para siswa sedini mungkin dalam pengembangan dan
penggunaan media sederhana dari barang bekas dan peralatan sederhana
untuk mengembangkan kemampuan berimajinasi, serta mengembangkan
keterampilannya sesuai dengan usia dan mata ajaran yang dipelajarinya.
Dengan cara demikian guru mencoba memperkenalkan para siswa sedini
mungkin pada kondisi dan potensi lingkungannya. Disamping itu juga
kegiatan ini bisa memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
melakukan eksplorasi di berbagai bidang yang menyangkut pengetahuan,
minat dan bakat melalui pengembangan media sederhana yang dibuatnya.
2. Mengembangkan berbagai alternatif media sederhana yang kreatif
dan berkesinambungan sedemikian rupa sehingga mampu membantu anak-anak
didik tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang kritis, kreatif,
mandiri (otonom), dan peduli terhadap orang lain dan lingkungan.
3. Mengembangan jaringan kerja (network) para guru dan pendidik
untuk menggalang kerja sama dalam upaya mengembangkan berbagai media
alternatif yang kreatif, sederhana dan murah sebagai gerakan guru
mandiri yang peduli lingkungan sekitar sekolah dan masyarakat. Jaringan
kerja ini bisa merupakan berbagai kegiatan yang melibatkan guru, peserta
didik, dan berbagai kelompok/institusi profesi lain atau masyarakat
secara umum. Kegiatan ini penting untuk menyebarluskan informasi dan
pemahaman tentang media sederhana yang telah mereka kembangkan,
melakukan upaya advokasi secara bersama dan penyediakan fasilitas bagi
masyarakat umum yang ingin ikut mengembangkan media sederhana.
a) Beberapa program yang bisa dijadikan contoh
Jika kita jeli melihat sekeliling kita maka kita dapat menemukan begitu
banyak sumber belajar yang bisa dimanfaatkan. Sekarang tergantung
apakah kita bisa mengembangkannya menjadi suatu media yang menarik,
kreatif, dan mempermudah proses belajar mengajar sehingga kita tidak
akan kekurangan sumber belajar. Guru yang kreatif akan menjadi begitu
antusias melihat sumber belajar yang tidak terhingga.
Sebelum menentukan media sederhana yang akan dikembangkan dari barang
bekas maka rencanakanlah terlebih dulu program pengembangan yang
dilakukan berdasarkan garis-garis besar program pengajaran. Kemudian
analisislah kematangan dan kemampuan peserta didik yang akan mengikuti
pelajaran. Amatilah lingkungan sekolah dan rumah peserta untuk menemukan
barang bekas yang bisa digunakan. Membeli atau meminjam media
sederrhana yang telah ada adalah jalan terakhir guru jika lingkungan
sekitar kurang mampu memberikan solusi yang tepat.
b) Sampah Kertas
Berbagai macam sumber sampah dapat kita temukan di berbagai tempat di
lingkungan kita. Di rumah, di pasar, di restoran, di perkantoran, dan di
sekolah adalah tempat-tempat yang sering kita jumpai sampah. Kita bisa
menemukan sampah organik dan nonorganik. Semua bentuk sampah bisa kita
temukan setiap harinya. Arti sampah adalah sesuatu benda yang tidak
berguna lagi. Sampah dapat menimbulkan masalah yang bisa menggangu
kesehatan, kebersihan, dan keindahan lingkungan. Dari berbagai timbunan
sampah yang kita lihat ternyata sampah kertas lebih banyak jumlahnya
daripada bentuk sampah lainnya. Kertas memang merupakan bahan baku yang
banyak ddigunakan untuk keperluan hidup manusia. Berbagai media cetak,
bungkus, kemasan produk, buku, dan sejumlah kegiatan sosial ekonomi
masyarakat menggunakan kertas untuk kepentingan mereka. Walaupun sudah
disebut sampah ternyata sampah kertas masih bisa dimanfaatkan untuk
berbagai hal. Para pemulung yang sering kita jumpai dijalan-jalan
mengumpulkan berbagai bentuk sampah kertas untuk dijual kepada penampung
sampah dan dibawa ke pabrik pengolahan sampah kertas. Hasilnya adalah
produk kertas dalam berbagai bentuk yang telah siap digunakan kembali
oleh kita.
Bagi guru dan pendidik, sampah jga bisa dimanfaatkan untuk berbagai
kegiatan pendidikan. Sampah kertas bisa dijadikan media yang sangat baik
untuk menigkatkan kesadaran lingkungan yang bersih dan sehat. Siswa
bisa diajarkan tentang bagaimana sampah bisa menurunkan kualitas dan
merusak lingkungan hidupnya. Di samping itu siswa juga diajarkan
bagaimana memanfaatkan kertas sebagai medium pembelajaran mereka, sampah
kertas bisa dijadikan kertas alternatif yang unik dan bernilai seni.
Sampah kertas bisa menjadi lebih menarik dan berguna jika pengalahannya
mencampurkan atau memaduakan limbah alami atau komponen lainnya yang
juga telah menjadi sampah.
1. Membuat barang-barang berguna
Berbagai cara pengolahan sampah kertas bisa bermacam-macam. Sampah
kertas bisa diolah dahulu menjadi bubur kertas yang kemudian dijadikan
bentuk barang baru. Sampah kertas juga bisa dimanfaatkan tanpa harus
diolah menjadi bubur kertas tetapi langsung dirancang dan diolah dalam
beragam aplikasi kebutuhan manusia seperti kertas surat, amplop, hiasan
dinding dan banyak lagi. Bila seorang siswa diajarkan tentang cara
membuat sebuah amplop maka ia akan belajar mengenal dan menggunakan
berbagai alat dan bahan seperti: pisau potong, penggaris, lurus, gunting
kertas, penggaris siku, penggaris lurus, pensil, penghapus, penjepit,
karton tebal, lem kertas, mika/kaca dan sebagainya. Ia juga akan belajar
memotong, mengukur, mengaris, membuat lingkaran, membuat lubang,
menyambung, menjiplak, melipat, memadukan berbagai unsure agar barang
yang dibuatnya menjadi lebih menarik dan indah, dan sebagainya. Ia juga
bisa belajar tentang seni mewarnai, memilih hiasan yang sesuai,
menciptakan sesuatu model dari hasil pemikiran. Begitu banyak
keterampilan yang akan diperolehnya hanya dari kertas sampah.
2. Membuat wajah di bulan
Guru juga dapat membuat media sederhana dari limbah kertas koran,
misalnya membuat hiasan dalam bentuk wajah dibulan. Wajah dibulan atau
bentuk/gambar lainnya dapat dipakai sebagai hiasan.
Berikut adalah cara membuatnya:
a. Bahan yang diperlukan:
1) Kertas Koran
2) Lem kertas dari sagu
3) Cat air
4) Kertas
b. Cara membuatnya
Rendamlah kertas koran dalam air untuk beberapa saat hingga koran
tersebut menjadi gembur (gampang hancur). Kemudian tumbuklah koran
tersebut menjadi bubur kertas. Lalu aduklah bubur kertas tersebut dengan
lem dari sagu.Sekarang bubur kertas telah menjadi adonan yang siap
dibentuk. Wajah di bulan dibuat dengan menempelkan bubur kertas ke atas
karton. Selanjutnya diberi warna sesuai selera dengan menggunakan cat
air.
Gambar 1.1. Wajah bulan
c) Bermain dengan Magnet
Magnet merupakan benda yang berguna dalam kehidupan kita. Daya yang
terjadi di antara magnet-magnet disebut magnetisme. Magnetisme adalah
kekuatan alam yang luar biasa. Magnetisme ada di sekitar kita dan
digunakan setiap hari. Ada aneka bentuk dan ukuran magnet. Magnet
digunakan pada telepon, pesawat televisi, radio, dan barang-barang
elektronik lainnya. Magnet dapat menggerakkan mesin-mesin besar,
menunjukkan arah utara dan menimbulkan daya listrik. Dengan magnet guru
dapat menunjukkan berbagai hal yang menarik pada siswa. Berikut adalah
beberapa contoh penggunaan magnet.
1. Membuat kompas
a. Bahan yang dibutuhkan:baskom/piring cekkung berisi air, jarum jahit, gabus, magnet.
b. Cara membuat
F mengisi panci dengan air hingga setengah penuh
F memukul-mukul dan menggosok jarum dengan magnet (pukulan selalu searah)
F menancapkan jarum secara mendatar pada gabus yang mengambang di air.
F setelah air tenang maka jarum akan mencari arah kutub utara dan selatan.
Kegiatan seperti diatas siswa diajak untuk berfikir mengenai kejadian
alam yang terjadi disekitar mereka. Dalam percobaan siswa bebagai
imajinasi, ide dan gagasan.
2. Membuat magnet buatan
a. Bahan yang dibutuhkan:
1) Baut besar dengan murnya.
2) Kabel dan kawat berisolasi
3) Dua buah batu baterai
4) Saklar
b. Cara membuatnya:
Lilitkan kabel pada baut dengan rapi sehingga membuat beberapa lapis
lilitan. Sisakan ujung kabel sehingga terdapat dua ujung. Sementara itu
susunlah dua buah baterai (kita namakan saja baterai A dan B) dengan
susunan seperti kereta api dan tempelkan ujung positif (kepala baterai)
pada baterai B. Pada saat ujung kabel menempel pada baterai maka baut
telah menjadi magnet listrik. Dekatkan benda-benda yang terbuat dari
besi, seperti misalnya paku, jarum dan lain-lain. Mintalah siswa untuk
mengamati apa yang terjadi. Lepaskan salah satu ujung kabel, mintalah
siswa mengomentari apa yang dilihatnya. Dengan demikian kita telah
membuat siswa aktif dalam belajarnya.
Media pendidikan ternyata sangat beragam. Dari yang sangat sederhana,
yang dipungut dari barang bekas sampai yang canggih, hasil buatan atau
produksi pabrik khusus yang mendesain alat permainan untuk anak. Untuk
bisa memiliki secara cepat media sederhana dari bahan-bahan bekas, maka
sebaiknya kita menggunakan pedoman berikut ini.
1. Pilihlah media yang bisa dibuat sendiri oleh siswa atau
sekelompok siswa. Dengan demikian mereka bukan hanya belajar tentang
meteri pelajaran tetapi juga belajar hal lain yang berkaitan dengan
kemampuan motorik, berkomunikasi dengan lingkungan hidupnya, lingkungan
sosialnya serta dengan dirinya sendiri. Jika guru pandai memanfaatkan
bahan dan barang bekas maka itu berarti ia juga mengajarkan siswanya
belajar mengerti, memahami, memanfaatkan, dan melestarikan lingkungan
alam dan sekitar. Dengan memanfaatkan berbagai bahan-bahan sederhana
guru juga akan berhasil mengembangkan fantasi, daya imajinasi dan
krearivitas siswanya.
2. Kembangkan media yang berfungsi sebagai media untuk
kelompok. Hal ini penting mengingat mereka masih memerlukan bimbingan
dalam bersosialisasi dengan sesama teman dan seusia.
3. Ciptakan media yang bisa meningkatkan konsentrasi siswa,
misalnya dengan menggunakan bahan warna-warni, cairan yang diberi warna,
berbagai bentu yang menarik dan penuh imajinatif, atau mengonstruksi
suatu benda tertentu dan sebagainya. Namun guru juga harus hati-hati
dalam membimbing mereka agar fantasinya tetap ke dalam bentuk gambaran
yang konkret. Guru sebaiknya tidak membiarkan para siswa berfantasi
tanpa arah yang jelas sebab hal ini dapat mengakibatkan konfabulasi
dalam proses berpikir anak.
4. Pemainan untuk siswa sekolah dasar sangat banyak variasinya.
Dari yang sederhana sampai yang sukar atau yang mampu meningkatkan daya
pikir siswa. Kegiatan untuk anak sekolah dasar kelas1 dan 2 tidak perlu
terlalu terpolakan dengan penuh masalah dan kerumitan. Pedoman utama
ialah sebanyak mungkin semua kegiatan dikerjakan dan diciptakan siswa
tanpa terlalu campur tangan guru. Berikan cukup waktu untuk mereka dalam
mengeksplorasi persoalan. Lakukan interaksi yang berarti dan berikan
komentar apa adanya. Jika guru ingin memberikan pujian maka pujian
dengan sungguh-sungguh.
D. JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN SEDERHANA
1. Gambar atau foto adalah media pembelajaran yang sering digunakan.
Media ini merupakan sarana yang umum, dapat dimengerti dan dinikmati
oleh semua orang dimana-mana. Berfungsi untuk menyampaikan pesan melalui
gambar yang menyangkut indera penglihatan.
2. Sketsa adalah gambar sederhana yang melukiskan bagian-bagian pokok tanpa detail.
3. Diagram adalah gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan
symbol. diagram menggambarkan struktur dari objeknya secara garis besar
serta menunjukkan hubungan yang ada antarkomponen.
4. Bagan berfungsi menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit
bila hanya disampaikan secara terulis atau lisan. Bagan juga mampu
memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi.
5. Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik,
garis atau gambar. Untuk melengkapinya, seringkali simbol-simbol verbal
digunakan.
6. Poster adalah media yang diharapkan mampu mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya.
7. Peta berfungsi untuk menyajikan data lokasi. Peta adalah gambaran
permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu
sistem proyeksi.
8. Globe adalah tiruan bola bumi dalam bentuk kecil. Kedudukan globe miring 661/2 terhadap bidang datar tempat globe, sebagaimana kedudukan bumi yang miring 66,5 terhadap bidang ekliptika.
9. Salah satu media peyajian untuk pembelajaran yang sering digunakan adalah papan tulis dan white board.
10. Papan flanel (flannel board) merupakan media visual yang efektif
untuk menyajikan pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula, di
antaranya kepada sasaran didik.
11. Papan buletin dan papan magnetik, fungsinya menerangkan sesuatu, dan memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu.
12. Flip chart adalah lembaran kertas berisikan bahan pelajaran yang tersusun rapi dan baik. Penggunaan media flip chat adalah salah satu cara guru dalam menghemat waktunya untuk menulis di papan tulis.
13. Akuarium berarti sebuah wadah air, tetapi secara umum diartikan
sebagai wadah atau tempat untuk memelihara berbagai jenis komunitas
kehidupan dalam air, seperti ikan, amphibi, tanaman air, moluska, koral,
dan berbagai jenis invertebrata lainnya.
14. Bangun ruang adalah bangun matematika yang mempunyai isi atau pun volume.
15. Diorama adalah gambaran kejadian, baik yang mempunyai nilai
sejarah ataupun tidak, disajikan dalam bentuk mini atau kecil.
Herbarium adalah koleksi (contoh) tumbuhan yang telah dikeringkan atau
diawetkan, diklarifiasi, dan direkatkan pada kertas dengan keterangan
tertentu.
Sumber :
WARNING..!! Etika BERKOMENTAR di Blog all's well :
a. Gunakanlah Perkataan yang Baik, Ramah dan Sopan
b. Komentar SPAM akan all's well HAPUS setelah direview
c. Komentar NEGATIF & RASIS akan Segera di HAPUS
d. Dilarang Menambahkan "LINK AKTIF" dalam Komentar
Note: "ANDA SOPAN KAMI PUN SEGAN" (all's well) ConversionConversion EmoticonEmoticon