AYO, MEMANFAATAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI KELAS, WHY NOT..!!

Print Friendly and PDF
Dalam berbagai proses pembelajaran di tanah air kita, peranan guru terasa masih sangat dominan walaupun sebagian dari mereka telah berupaya untuk menjadi fasilitator disamping sebagai sumber informasi. Kenyataannya pengetahuan manusia sangat terbatas sehingga kita perlu sumber-sumber informasi lainnya baik dalam belajar maupun dalam membelajarkan orang lain. Oleh sebab itu pendekatan pembelajaran yang dilakukan dalam menyajikan pelajaran perlu diarahkan kepada pemenuhan  kebutuhan dan pengharapan siswa dengan menggunakan berbagai sumber informasi.
Dalam proses pembelajaran, sering kali terjadi hambatan-hambatan, baik yang datang dari pihak guru maupun siswa. Hambatan-hambatan tersebut secara langsung mempengaruhi suasana pembelajaran. Salah satu hambatan yang sering kali muncul adalah ketika guru harus memvisualkan suatu konsep atau ide. Dalam hal ini guru membutuhkan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar karena pembahasan secara lisan tidak memuaskan siswa. Apabila sekolah tidak dapat menyediakan media tersebut, guru dapat berupaya membuatnya dari bahan-bahan yang sederhana.
Guru selalu dituntut menegembangkan kreativitasnya agar materi bisa diterima dengan baik oleh siswa. Kreativitas seorang guru bisa terlihat ketika ia mencoba memanfatkan bahan-bahan sederhana yang bisa dijadikan suatu media di dalam mata pelajarannya. Tetapi tentu kita juga harus ingat bahwa guru bukanlah makhluk superior dalam segala hal, termasuk dalam menciptakan, mengembangkan dan menerapkan strategi pemanfaatan bahan-bahan sederhana. Dalam batas-batas tertentu  setiap guru memiliki keterbatasan yang sulit diatasi atau dihindari. Misalnya, ketika guru berkeinginan memvisualkan suatu ide, maka hambatan yang mungkin dihadapinya ialah:
1.      Tidak mempunyai ide tentang media apa yang harus dibuat untuk memudahkan siswa belajar.
2.      Tidak mengerti bahan apa yang harus digunakan untuk membuat media yang diinginkannya.
3.      Bahan yang dibutuhkan untuk membuat suatu media, tidak terdapat dilingkungannya.
4.      Tidak mempunyai cukup keterampilan untuk membuat suatu media.
Seorang guru minimal harus memilki 2 kompotensi yang terkait dengan penggunaan media sederhana yaitu:
1.    Kemampuan menyeleksi media dari bahan-bahan sederhana yang telh tersedia secara tepat dan relevan dengan program pelajaran.
2.    Kemampuan untuk menyusun sendiri dan menggunakan secara baik dan benar.
Keterbatasan yang sifatnya individual ini pada dasarnya sangat manusiawi. Dengan segala keterbatasan yang ada merupakan tanggung jawab guru untuk tetap mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran.
Berikut ini adalah rambu-rambu atau pedoman yang harus diperhatikan ketika kita ingin mengembangkan media dari bahan-bahan sederhana:
1.    Gunakan bahan-bahan sederhana yang mudah diperoleh di sekitar lingkungan sekolah, tempat tinggal guru dan siswa, ataupun bahan-bahan yang bisa diperoleh ditoko atau pasar terdekat dan diusahakan agar bahan yang digunakan terjangkau harganya oleh guru ataupun siswa.
2.    Penggunaan media yang dibuat guru hendaknya bisa meningkatkan perhatian dan pemahaman siswa melalui pendengarannya. Penggunaaan 
media yang sesuai akan mengakibatkan siswa menjadi lebih berminat dan mendengarkan setiap hal yang dikatakan oleh guru, setidaknya proses mendengarkan perlu dijadikan perhatian khusus bagi setiap guru dalam menyajikan bahan ajar agar informasi yang disampaikan memiliki manfaat tersendiri bagi siswa. Dalam kaitannya dengan proses mendengarkan setidaknya terdapat empat komponen terkait yaitu: hearing, attending, understanding dan remembering. Hearing merupakan kemampuan mendengarkan guru dari setiap siswa pada waktu pembelajaran berlangsung. Komponen kedua adalah attending, yaitu tentang mutu kemampuan siswa untuk mendengarkan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Perhatian terhadap attending dimaksudkan agar siswa memfokuskan perhatian dan perkiraannya terhadap materi pelajaran yang sedang disajikan. Apabila kedua komponen diatas berfungsi dengan baik, maka siswa akan mampu memahami (understanding) secara lebih seksama terhadap materi yang diberikan. Mutu pemahaman yang muncul dari setiap siswa terhadap materi pelajaran akan mempengaruhi mereka untuk mengingatnya (remembering). Materi pelajaran yang diterima siswa akan tersimpan di daerah alam sadar peserta didik. Kalau hal ini terjadi dengan baik, akan memberikan pengaruh yang positif terhadap pola perilaku peserta didik selanjutnya.
3.    Kembangkan bahan-bahan yang bisa menciptakan siswa berfikir kritis, mengundang siswa selalu ingin bertanya, ingin tahu, dan ingin mencari kebenaran. Media yang tercipta diharapkan akan mendorong siswa untuk melakukan penilaian dan analisis terhadap kredibilitas dan keabsahan materi pelajaran yang diterimanya.
4.   Dalam berbagai proses pembelajaran di tanah air kita, peranan guru terasa masih sangat dominan walaupun sebagian dari mereka telah berupaya untuk menjadi fasilitator disamping sebagai sumber informasi. Kenyataannya pengetahuan manusia sangat terbatas sehingga kita perlu sumber-sumber informasi lainnya baik dalam belajar maupun dalam membelajarkan orang lain. Oleh sebab itu pendekatan pembelajaran yang dilakukan dalam menyajikan pelajaran perlu diarahkan kepada pemenuhan  kebutuhan dan pengharapan siswa dengan menggunakan berbagai sumber informasi.
Dalam proses pembelajaran, sering kali terjadi hambatan-hambatan, baik yang datang dari pihak guru maupun siswa. Hambatan-hambatan tersebut secara langsung mempengaruhi suasana pembelajaran. Salah satu hambatan yang sering kali muncul adalah ketika guru harus memvisualkan suatu konsep atau ide. Dalam hal ini guru membutuhkan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar karena pembahasan secara lisan tidak memuaskan siswa. Apabila sekolah tidak dapat menyediakan media tersebut, guru dapat berupaya membuatnya dari bahan-bahan yang sederhana.
Guru selalu dituntut menegembangkan kreativitasnya agar materi bisa diterima dengan baik oleh siswa. Kreativitas seorang guru bisa terlihat ketika ia mencoba memanfatkan bahan-bahan sederhana yang bisa dijadikan suatu media di dalam mata pelajarannya. Tetapi tentu kita juga harus ingat bahwa guru bukanlah makhluk superior dalam segala hal, termasuk dalam menciptakan, mengembangkan dan menerapkan strategi pemanfaatan bahan-bahan sederhana. Dalam batas-batas tertentu  setiap guru memiliki keterbatasan yang sulit diatasi atau dihindari. Misalnya, ketika guru berkeinginan memvisualkan suatu ide, maka hambatan yang mungkin dihadapinya ialah:
1.      Tidak mempunyai ide tentang media apa yang harus dibuat untuk memudahkan siswa belajar.
2.      Tidak mengerti bahan apa yang harus digunakan untuk membuat media yang diinginkannya.
3.      Bahan yang dibutuhkan untuk membuat suatu media, tidak terdapat dilingkungannya.
4.      Tidak mempunyai cukup keterampilan untuk membuat suatu media.
Seorang guru minimal harus memilki 2 kompotensi yang terkait dengan penggunaan media sederhana yaitu:
1.    Kemampuan menyeleksi media dari bahan-bahan sederhana yang telh tersedia secara tepat dan relevan dengan program pelajaran.
2.    Kemampuan untuk menyusun sendiri dan menggunakan secara baik dan benar.
Keterbatasan yang sifatnya individual ini pada dasarnya sangat manusiawi. Dengan segala keterbatasan yang ada merupakan tanggung jawab guru untuk tetap mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran.
Berikut ini adalah rambu-rambu atau pedoman yang harus diperhatikan ketika kita ingin mengembangkan media dari bahan-bahan sederhana:
1.    Gunakan bahan-bahan sederhana yang mudah diperoleh di sekitar lingkungan sekolah, tempat tinggal guru dan siswa, ataupun bahan-bahan yang bisa diperoleh ditoko atau pasar terdekat dan diusahakan agar bahan yang digunakan terjangkau harganya oleh guru ataupun siswa.
2.    Penggunaan media yang dibuat guru hendaknya bisa meningkatkan perhatian dan pemahaman siswa melalui pendengarannya. Penggunaaan media yang sesuai akan mengakibatkan siswa menjadi lebih berminat dan mendengarkan setiap hal yang dikatakan oleh guru, setidaknya proses mendengarkan perlu dijadikan perhatian khusus bagi setiap guru dalam menyajikan bahan ajar agar informasi yang disampaikan memiliki manfaat tersendiri bagi siswa. Dalam kaitannya dengan proses mendengarkan setidaknya terdapat empat komponen terkait yaitu: hearing, attending, understanding dan remembering. Hearing merupakan kemampuan mendengarkan guru dari setiap siswa pada waktu pembelajaran berlangsung. Komponen kedua adalah attending, yaitu tentang mutu kemampuan siswa untuk mendengarkan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Perhatian terhadap attending dimaksudkan agar siswa memfokuskan perhatian dan perkiraannya terhadap materi pelajaran yang sedang disajikan. Apabila kedua komponen diatas berfungsi dengan baik, maka siswa akan mampu memahami (understanding) secara lebih seksama terhadap materi yang diberikan. Mutu pemahaman yang muncul dari setiap siswa terhadap materi pelajaran akan mempengaruhi mereka untuk mengingatnya (remembering). Materi pelajaran yang diterima siswa akan tersimpan di daerah alam sadar peserta didik. Kalau hal ini terjadi dengan baik, akan memberikan pengaruh yang positif terhadap pola perilaku peserta didik selanjutnya.
3.    Kembangkan bahan-bahan yang bisa menciptakan siswa berfikir kritis, mengundang siswa selalu ingin bertanya, ingin tahu, dan ingin mencari kebenaran. Media yang tercipta diharapkan akan mendorong siswa untuk melakukan penilaian dan analisis terhadap kredibilitas dan keabsahan materi pelajaran yang diterimanya.
Gunakan bahan-bahan yang bisa merujuk kepada upaya mendorong kemampuan siswa untuk memahami dan mengingat secara tegas dan jelas meteri pemebelajaran yang disajikan.
5.    Membuat media yang mampu memberikan kebersamaan bagi siswa degan kondisi yang menyenangkan dalam mengikuti pelajaran.
6.    Tugaskan mereka mencatat atau menuliskan setiap hal yang ia dengar, amati selama guru memanfaatkan media sederhana ciptaannya. Hal ini dilakukan agar daya ingat siswa dapat digunakan lebih baik. Mendengar atau mengamati sambil mencatat adalah lebih baik ketimbang siswa hanya sekedar mendengar tanpa adanya aktifitas komunikasi tertulis. Hal itu perlu dilengkapi dengar pertimbangan dan kemungkinan guru akan menghadapi berbagai kendala ketika menggunakan media yang terbuat dari bahan-bahan sederhana. Kendala-kendala tersebut, misalnya:
a.       Keterbatasan waktu yang tersedia, dikaitkan dengan luasnnya materi pelajaran dan sasaran/tujuan perkuliahan.
b.      Keterbatasan bahan-bahan sederhana yang dibutuhkan dan tidak ada bahan pengganti.
c.       Ketidaktersediaan alat-alat yang digunakan dalam membuat dan mengembangkan media.
d.      Keterbatasan kemampuan guru dengan menggunakan komunikasi lisan.
e.       Lingkungan belajar yang kurang memadai bagi siswa untuk menyimak penjelasan guru secara lisan maupun ketika dia akan praktek atau demonstrasi.
f.       Keterbatasan perbendaharaan kata yang dikuasai oleh siswa sehingga mereka kurang mampu mencerna penjelasan dari guru.
g.      Latar belakang dan tingkat kemampua siswa yang heterogen sehingga menambah beban guru selama menjelasan materi pelajaran.
h.      Banyak siswa yang harus dibimbing oleh seorang guru dalam suatu waktu pelajaran, sehingga bahan guru terlalu berat.
i.        Tidak adanya teman sejawat atau orang lain yang akan diminta bantuan dalam segi teknis maupun pengembangan materi.
Baik media dari bahan sederhana yang sudah tersedia maupun yang dibuat sendiri, semuannya harus merupakan media pemebelajaran yang efektif bagi kegiatan belajar mengajar, khususnya untuk mendorong dan memperkaya kegiatan belajar siswa. Lima hal yang terkait dengan penetapan (pemilihan atau penulisan) media yang dibuat dari bahan dari bahan sederhana adalah: memeliki keterkaitan yang jelas antara tujuan dengan proses pembelajaran; materi yang tersaji, di dalam media tersebut menyenangkan, memiliki daya tarik dan minat untuk dipelajari, dicoba, dan dipraktekkan; berkaitan dengan kepentingan dan proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan; bahasa yang digunakan didalam media dan komunikasi lisan mudah dipahami, runtut, sederhana, jelas tegas dan terarah; terjangkau oleh kemampuan intelekual siswa.
 
B.       KETERKAITAN ANTARA MEDIA BUATAN SENDIRI DAN MEDIA LAINNYA
Media yang dibuat guru dari bahan sederhana dan murah tentu saja akan lebih menarik dan efektif jika diiringi media lainnya yang lebih modern dan canggih. Ketika menjelaskan suatu materi pelajaran didalam kelas, guru mungkin memerlukan media lainnya. Misalnya saja, ketika guru menjelaskan berbagai bentuk daun tentu ia akan sukar memperlihatkannya kepada semua siswa dalam saat bersamaan. Dalam hal ini guru memerlukan OHP atau media proyeksi lainnya untuk menunjukkan secara lebih jelas kepada semua siswa. Jadi, pemanfaatan media sederhana bisa saja membutuhkan media lain untuk lebih mengefektifkan kemampuannya.
Untuk lebih mudah bagi guru dalam mempertimbangkan kapan ia membutuhkan media lain, maka berikut ini adalah beberapa pokok penting yang perlu diperhatikan.
1.      Pada saat guru menjelaskan pelajaran dengan menggunakan media sederhana yang berukuran kecil di ruangan besar, maka OHP mungkin diperlukan. Media OHP beserta transparasinya merupakan media proyeksi yang paling praktis untuk membesarkan objek dalam bentuk bayangan.
2.      Media cetak seperti hand-out, synopsis, daftar bibiliografi yang terkait dengan materi pelajaran dapat melengkapi media sederhana yang dibuat guru sebab guru kadang kala merasa media buatannya kurang dapat menjelaskan sesuatu secara optimal. Dengan memanfaatkan media cetak tersebut diharapkan materi yang diberikan guru bisa dipahami siswa dengan lebih baik.
3.      Papan tulis ataupun whiteboard yang selalu tersedia di kelas bisa dimanfaatkan guru ketika ia menggunakan media sederhana buatannya. Papan tulis sangat diperlukan dalam rangka menunjang kegiatan pembelajaran yang sifatnya lebih sederhana dan pemanfaatannya tidak memerlukan biaya tambahan.
Pemanfaatan media lain selain media sederhana bertujuan untuk lebih mengoptimalkan dan meningkatkan efisiensi proses pembelajaran. Para guru hendaknya lebih berhati-hati ketika menggunakan media pendamping ini. Jangan sampai menggunakan media pendamping daripada media sederhananya.
 
C.      PEMANFAATAN  BARANG BEKAS, BAHAN DAN PERALATAN SEDERHANA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
224396
Pemanfaatan barang bekas dan peralatan sederhana sebagai media bukanlah hal yang baru dalam dunia pendidikan. Sebelum pendidikan modern hadir, para guru telah menggunakan berbagai media dan alat peraga buatannya sendiri untuk menjelaskan materi pelajarannya. Para guru zaman dulu mungkin lebih banyak memiliki kreativitas karena dipaksa oleh keadaan yang masih serba terbatas. Mereka harus bekerja keras setiap saat supaya para siswanya bisa belajar dan menyerap materi pelajaran semaksimal mungkin.
Namun banyak para guru di kota-kota besar yang telah terlena dengan kemajuan teknologi yang digunakan dalam dunia pendidikan. modern telah memudahkan mereka memecahkan berbagai masalah di dalam proses belajar mengajar. Ketika dalam keadaan tertentu mereka harus jauh dari media tersebut mereka menjadi bingung karena ketergantungan kepada media modern. Mereka telah melupakan media yang dibuat dan dikembangkan dari bahan-bahan sederhana di sekitar mereka. Media modern juga telah turut serta mematikan kreativitas guru dan siswanya. Media modern hampir dapat dipastikan telah menutup kemungkinan mereka untuk mengembangkan media bagi kepentingan mereka sendiri. Media modern telah menjadikan mereka pasif dan kurang kreatif.
Kegiatan belajar ini akan berusaha menggugah para guru bahwa media sederhana dari barang bekas dan peralatan sederhana tetap dibutuhkan dan dapat berfungsi efektif, tidak kalah dengan media modern, dan bisa menjadi lebih unggul jika penggunaannya tepat dan sesuai.
Berdasarkan kesadaran tentang pentingnya media sederhana yang terbuat dari bahan bekas yang terdapatbdisekitar lingkungan guru dan siswa, kita dapat mencatat tiga tujuan pembuatan media sederhana yang terkait satu dengan lainnya:
1.    Membangun komunikasi berbasis pendidikan kreatif. Pencapaian tujuan ini melibatkan para siswa sedini mungkin dalam pengembangan dan penggunaan media sederhana dari barang bekas dan peralatan sederhana untuk mengembangkan kemampuan berimajinasi, serta mengembangkan keterampilannya sesuai dengan usia dan mata ajaran yang dipelajarinya. Dengan cara demikian guru mencoba memperkenalkan para siswa sedini mungkin pada kondisi dan potensi lingkungannya. Disamping itu juga kegiatan ini bisa memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan eksplorasi di berbagai bidang yang menyangkut pengetahuan, minat dan bakat melalui pengembangan media sederhana yang dibuatnya.
2.    Mengembangkan berbagai alternatif media sederhana yang kreatif dan berkesinambungan sedemikian rupa sehingga mampu membantu anak-anak didik tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang kritis, kreatif, mandiri (otonom), dan peduli terhadap orang lain dan lingkungan.
3.    Mengembangan jaringan kerja (network) para guru dan pendidik untuk menggalang kerja sama dalam upaya mengembangkan berbagai media alternatif yang kreatif, sederhana dan murah sebagai gerakan guru mandiri yang peduli lingkungan sekitar sekolah dan masyarakat. Jaringan kerja ini bisa merupakan berbagai kegiatan yang melibatkan guru, peserta didik, dan berbagai kelompok/institusi profesi lain atau masyarakat secara umum. Kegiatan ini penting untuk menyebarluskan informasi dan pemahaman tentang media sederhana yang telah mereka kembangkan, melakukan upaya advokasi secara bersama dan penyediakan fasilitas bagi masyarakat umum yang ingin ikut mengembangkan media sederhana.
a)      Beberapa program yang bisa dijadikan contoh
Jika kita jeli melihat sekeliling kita maka kita dapat menemukan begitu banyak sumber belajar yang bisa dimanfaatkan. Sekarang tergantung apakah kita bisa mengembangkannya menjadi suatu media yang menarik, kreatif, dan mempermudah proses belajar mengajar sehingga kita tidak akan kekurangan sumber belajar. Guru yang kreatif akan menjadi begitu antusias melihat sumber belajar yang tidak terhingga.
Sebelum menentukan media sederhana yang akan dikembangkan dari barang bekas maka rencanakanlah terlebih dulu program pengembangan yang dilakukan berdasarkan garis-garis besar program pengajaran. Kemudian analisislah kematangan dan kemampuan peserta didik yang akan mengikuti pelajaran. Amatilah lingkungan sekolah dan rumah peserta untuk menemukan barang bekas yang bisa digunakan. Membeli atau meminjam media sederrhana yang telah ada adalah jalan terakhir guru jika lingkungan sekitar kurang mampu memberikan solusi yang tepat.
 
b)     Sampah Kertas
Berbagai macam sumber sampah dapat kita temukan di berbagai tempat di lingkungan kita. Di rumah, di pasar, di restoran, di perkantoran, dan di sekolah adalah tempat-tempat yang sering kita jumpai sampah. Kita bisa menemukan sampah organik dan nonorganik. Semua bentuk sampah bisa kita temukan setiap harinya. Arti sampah adalah sesuatu benda yang tidak berguna lagi. Sampah dapat menimbulkan masalah yang bisa menggangu kesehatan, kebersihan, dan keindahan lingkungan. Dari berbagai timbunan sampah yang kita lihat ternyata sampah kertas lebih banyak jumlahnya daripada bentuk sampah lainnya. Kertas memang merupakan bahan baku yang banyak ddigunakan untuk keperluan hidup manusia. Berbagai media cetak, bungkus, kemasan produk, buku, dan sejumlah kegiatan sosial ekonomi masyarakat menggunakan kertas untuk kepentingan mereka. Walaupun sudah disebut sampah ternyata sampah kertas masih bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal. Para pemulung yang sering kita jumpai dijalan-jalan mengumpulkan berbagai bentuk sampah kertas untuk dijual kepada penampung sampah dan dibawa ke pabrik pengolahan sampah kertas. Hasilnya adalah produk kertas dalam berbagai bentuk yang telah siap digunakan kembali oleh kita.
Bagi guru dan pendidik, sampah jga bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan pendidikan. Sampah kertas bisa dijadikan media yang sangat baik untuk menigkatkan kesadaran lingkungan yang bersih dan sehat. Siswa bisa diajarkan tentang bagaimana sampah bisa menurunkan kualitas dan merusak lingkungan hidupnya. Di samping itu siswa juga diajarkan bagaimana memanfaatkan kertas sebagai medium pembelajaran mereka, sampah kertas bisa dijadikan kertas alternatif  yang unik dan bernilai seni. Sampah kertas bisa menjadi lebih menarik dan berguna jika pengalahannya mencampurkan atau memaduakan limbah alami atau komponen lainnya yang juga telah menjadi sampah.
1.      Membuat barang-barang berguna
Berbagai cara pengolahan sampah kertas bisa bermacam-macam. Sampah kertas bisa diolah dahulu menjadi bubur kertas yang kemudian dijadikan bentuk barang baru. Sampah kertas juga bisa dimanfaatkan tanpa harus diolah menjadi bubur kertas tetapi langsung dirancang dan diolah dalam beragam aplikasi kebutuhan manusia seperti kertas surat, amplop, hiasan dinding dan banyak lagi. Bila seorang siswa diajarkan tentang cara membuat sebuah amplop maka ia akan belajar mengenal dan menggunakan berbagai alat dan bahan seperti: pisau potong, penggaris, lurus, gunting kertas, penggaris siku, penggaris lurus, pensil, penghapus, penjepit, karton tebal, lem kertas, mika/kaca dan sebagainya. Ia juga akan belajar memotong, mengukur, mengaris, membuat lingkaran, membuat lubang, menyambung, menjiplak, melipat, memadukan berbagai unsure agar barang yang dibuatnya menjadi lebih menarik dan indah, dan sebagainya. Ia juga bisa belajar tentang seni mewarnai, memilih hiasan yang sesuai, menciptakan sesuatu model dari hasil pemikiran. Begitu banyak keterampilan yang akan diperolehnya hanya dari kertas sampah.
2.      Membuat wajah di bulan
Guru juga dapat membuat media sederhana dari limbah kertas koran, misalnya membuat hiasan dalam bentuk wajah dibulan. Wajah dibulan atau bentuk/gambar lainnya dapat dipakai sebagai hiasan.
Berikut adalah cara membuatnya:
a.       Bahan yang diperlukan:
1)      Kertas Koran
2)      Lem kertas dari sagu
3)      Cat air
4)      Kertas
b.      Cara membuatnya
Rendamlah kertas koran dalam air untuk beberapa saat hingga koran tersebut menjadi gembur (gampang hancur). Kemudian tumbuklah koran tersebut menjadi bubur kertas. Lalu aduklah bubur kertas tersebut dengan lem dari sagu.Sekarang bubur kertas telah menjadi adonan yang siap dibentuk. Wajah di bulan dibuat dengan menempelkan bubur kertas ke atas karton. Selanjutnya diberi warna sesuai selera dengan menggunakan cat air.
 
Gambar 1.1. Wajah bulan
c)      Bermain dengan Magnet
Magnet merupakan benda yang berguna dalam kehidupan kita. Daya yang terjadi di antara magnet-magnet disebut magnetisme. Magnetisme adalah kekuatan alam yang luar biasa. Magnetisme ada di sekitar kita dan digunakan setiap hari. Ada aneka bentuk dan ukuran magnet. Magnet digunakan pada telepon, pesawat televisi, radio, dan barang-barang elektronik lainnya. Magnet dapat menggerakkan mesin-mesin besar, menunjukkan arah utara dan menimbulkan daya listrik. Dengan magnet guru dapat menunjukkan berbagai hal yang menarik pada siswa. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan magnet.
1.      Membuat kompas
a.  Bahan yang dibutuhkan:baskom/piring cekkung berisi air, jarum jahit, gabus, magnet.
b. Cara membuat
F mengisi panci dengan air hingga setengah penuh
F memukul-mukul dan menggosok jarum dengan magnet (pukulan selalu searah)
F menancapkan jarum secara mendatar pada gabus yang mengambang di air.
F setelah air tenang maka jarum akan mencari arah kutub utara dan selatan.
Kegiatan seperti diatas siswa diajak untuk berfikir mengenai kejadian alam yang terjadi disekitar mereka. Dalam percobaan siswa bebagai imajinasi, ide dan gagasan.
2.      Membuat magnet buatan
a.       Bahan yang dibutuhkan:
1)      Baut besar dengan murnya.
2)      Kabel dan kawat berisolasi
3)      Dua buah batu baterai
4)      Saklar
b.      Cara membuatnya:
Lilitkan kabel pada baut dengan rapi sehingga membuat beberapa lapis lilitan. Sisakan ujung kabel sehingga terdapat dua ujung. Sementara itu susunlah dua buah baterai (kita namakan saja baterai A dan B) dengan susunan seperti kereta api dan tempelkan ujung positif  (kepala baterai) pada baterai B. Pada saat  ujung kabel menempel pada baterai maka baut telah menjadi magnet listrik. Dekatkan benda-benda yang terbuat dari besi, seperti misalnya paku, jarum dan lain-lain. Mintalah siswa untuk mengamati apa yang terjadi. Lepaskan salah satu ujung kabel, mintalah siswa mengomentari apa yang dilihatnya. Dengan demikian kita telah membuat siswa aktif dalam belajarnya.
100_2511
Media pendidikan ternyata sangat beragam. Dari yang sangat sederhana, yang dipungut dari barang bekas sampai yang canggih, hasil buatan atau produksi pabrik khusus yang mendesain alat permainan untuk anak. Untuk bisa memiliki secara cepat media sederhana dari bahan-bahan bekas, maka sebaiknya kita menggunakan pedoman berikut ini.
1.         Pilihlah media yang bisa dibuat sendiri oleh siswa atau sekelompok siswa. Dengan demikian mereka bukan hanya belajar tentang meteri pelajaran tetapi juga belajar hal lain yang berkaitan dengan kemampuan motorik, berkomunikasi dengan lingkungan hidupnya, lingkungan sosialnya serta dengan dirinya sendiri. Jika guru pandai memanfaatkan bahan dan barang bekas maka itu berarti ia juga mengajarkan siswanya belajar mengerti, memahami, memanfaatkan, dan melestarikan lingkungan alam dan sekitar. Dengan memanfaatkan berbagai bahan-bahan sederhana guru juga akan berhasil mengembangkan fantasi, daya imajinasi dan krearivitas siswanya.
2.         Kembangkan media yang berfungsi sebagai media untuk kelompok. Hal ini penting mengingat mereka masih memerlukan bimbingan dalam bersosialisasi dengan sesama teman dan seusia.
3.         Ciptakan media yang bisa meningkatkan konsentrasi siswa, misalnya dengan menggunakan bahan warna-warni, cairan yang diberi warna, berbagai bentu yang menarik dan penuh imajinatif, atau mengonstruksi suatu benda tertentu dan sebagainya. Namun guru juga harus hati-hati dalam membimbing mereka agar fantasinya tetap ke dalam bentuk gambaran yang konkret. Guru sebaiknya tidak membiarkan para siswa berfantasi tanpa arah yang jelas sebab hal ini dapat mengakibatkan konfabulasi dalam proses berpikir anak.
4.         Pemainan untuk siswa sekolah dasar sangat banyak variasinya. Dari yang sederhana sampai yang sukar atau yang mampu meningkatkan daya pikir siswa. Kegiatan untuk anak sekolah dasar kelas1 dan 2 tidak perlu terlalu terpolakan dengan penuh masalah dan kerumitan. Pedoman utama ialah sebanyak mungkin semua kegiatan dikerjakan dan diciptakan siswa tanpa terlalu campur tangan guru. Berikan cukup waktu untuk mereka dalam mengeksplorasi persoalan. Lakukan interaksi yang berarti dan berikan komentar apa adanya. Jika guru ingin memberikan pujian maka pujian dengan sungguh-sungguh.
D.       JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN SEDERHANA
1.    Gambar atau foto adalah media pembelajaran yang sering digunakan. Media ini merupakan sarana yang umum, dapat dimengerti dan dinikmati oleh semua orang dimana-mana. Berfungsi untuk menyampaikan pesan melalui gambar yang menyangkut indera penglihatan.
2.    Sketsa adalah gambar sederhana yang melukiskan bagian-bagian pokok tanpa detail.
3.    Diagram adalah gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan symbol. diagram menggambarkan struktur dari objeknya secara garis besar serta menunjukkan hubungan yang ada antarkomponen.
4.    Bagan berfungsi menyajikan  ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara terulis atau lisan. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi.
5.    Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar. Untuk melengkapinya, seringkali simbol-simbol verbal digunakan.
6.    Poster adalah media yang diharapkan mampu mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya.
7.    Peta berfungsi untuk menyajikan data lokasi. Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi.
8.    Globe adalah tiruan bola bumi dalam bentuk kecil. Kedudukan globe miring 661/2 terhadap bidang datar tempat globe, sebagaimana kedudukan bumi yang miring 66,5 terhadap bidang ekliptika.
9.    Salah satu media peyajian  untuk pembelajaran yang sering digunakan adalah papan tulis dan white board.
10.    Papan flanel (flannel board) merupakan media visual yang efektif untuk menyajikan pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula, di antaranya kepada sasaran didik.
11.    Papan buletin dan papan magnetik, fungsinya menerangkan sesuatu, dan memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu.
12.    Flip chart adalah lembaran kertas berisikan bahan pelajaran yang tersusun rapi dan baik. Penggunaan media flip chat adalah salah satu cara guru dalam menghemat waktunya untuk menulis di papan tulis.
13.    Akuarium berarti sebuah wadah air, tetapi secara umum diartikan sebagai wadah atau tempat untuk memelihara berbagai jenis komunitas kehidupan dalam air, seperti ikan, amphibi, tanaman air, moluska, koral, dan berbagai jenis invertebrata lainnya.
14.    Bangun ruang adalah bangun matematika yang mempunyai isi atau pun volume.
15.    Diorama adalah gambaran kejadian, baik yang mempunyai nilai sejarah ataupun tidak, disajikan dalam bentuk mini atau kecil.
Herbarium adalah koleksi (contoh) tumbuhan yang telah dikeringkan atau diawetkan, diklarifiasi, dan direkatkan pada kertas dengan keterangan tertentu.
Sumber :
http://wacana.siap.web.id/2015/12/pemanfaatan-barang-bekas-sebagai-media-pembelajaran.html#.VmNYfr9cGu0
Previous
Next Post »

WARNING..!! Etika BERKOMENTAR di Blog all's well :

a. Gunakanlah Perkataan yang Baik, Ramah dan Sopan
b. Komentar SPAM akan all's well HAPUS setelah direview
c. Komentar NEGATIF & RASIS akan Segera di HAPUS
d. Dilarang Menambahkan "LINK AKTIF" dalam Komentar

Note: "ANDA SOPAN KAMI PUN SEGAN" (all's well) ConversionConversion EmoticonEmoticon

Our Gallery